Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan India, Jet Airways, secara resmi dilikuidasi, Kamis. Hal ini terjadi setelah perusahaan penerbangan itu berhenti beroperasi pada 2019 karena memiliki utang hingga US$ 1,2 miliar (Rp 18 triliun).
Jet Airways, yang pernah menjadi maskapai penerbangan terbesar kedua di negara itu, berhenti beroperasi lima tahun lalu setelah kehabisan uang tunai dan pesawatnya tidak beroperasi. Kebangkrutan tersebut terjadi juga saat pemberi pinjaman memaksanya untuk mengajukan pailit pada tahun yang sama.
Sebuah pengadilan hukum perusahaan nasional tahun lalu mengizinkan kepemilikan maskapai penerbangan tersebut dialihkan ke konsorsium pembeli yang mencakup pengusaha yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Murari Lal Jalan, sebagai bagian dari proses penyelesaian kebangkrutan. Namun, kekhawatiran yang diajukan oleh pemberi pinjaman tentang bagaimana proses penyelesaian tersebut dilaksanakan menyebabkan banding ke pengadilan.
Dan akhirnya, pada Kamis, Mahkamah Agung India membatalkan pengalihan kepemilikan. Lembaga itu mengatakan bahwa konsorsium tersebut tidak memenuhi persyaratan hukum untuk pengambilalihan.
"Pengadilan juga memutuskan bahwa pengadilan kebangkrutan di Mumbai harus memulai 'formalitas yang diperlukan untuk dimulainya likuidasi', sebuah proses yang akan menjadi awal penjualan aset maskapai," lapor AFP yang mengutip putusan pengadilan tersebut, Jumat (8/11/2024).
Sektor penerbangan India sendiri diketahui sangatlah kompetitif. Beberapa maskapai penerbangan Negeri Hindustan diketahui telah bangkrut dan berhenti beroperasi karena kombinasi dari manajemen yang buruk, leverage yang berlebihan, dan kondisi pasar yang merugikan.
Maskapai penerbangan murah India, Go First, mengajukan perlindungan kebangkrutan tahun lalu karena terlilit utang. Go First menyalahkan mesin 'rusak' dari perusahaan kedirgantaraan Amerika Serikat (AS), Pratt & Whitney, atas penghentian sekitar setengah jumlah armadanya.
Kingfisher Airlines ditutup pada tahun 2012 setelah gagal membayar pinjaman senilai jutaan dolar ke bank-bank milik negara. Pemiliknya, taipan bir Vijay Mallya, melarikan diri dari India empat tahun kemudian dan berjuang melawan ekstradisinya dari London untuk menghadapi tuduhan penipuan keuangan.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lawan Pengaruh Barat, Putin Kumpulkan Negara BRICS di Rusia
Next Article Aneh! Tiket Pesawat Jakarta-Medan Rp 1,6 Juta-ke Singapura Rp 400 Ribu