Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara soal anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai sinyal kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS)
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menilai, pergerakan IHSG yang fluktuatif merupakan hal yang wajar.
"Kalau pertumbuhan IHSG kan biasa saja. Nanti berikutnya lebih tinggi gitu ya, biasa aja kan. Wajar-wajar saja," ungkap Inarno saat ditemui di Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2024, di Jakarta, Kamis, (7/10/2024).
Ia pun optimis pasar Indonesia masih menarik bagi asing, hal ini terlihatr dari perkembangan investor yang mencapai 14 juta . Namun, Ia tak memungkiri bahwa sentimen global sangat berpengaruh pada pasar Indonesia.
Setali tiga uang, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pergerakan harga saham ini disebabkan banyak faktor. Ia pun menyatakan harapannya atas IHSG.
"IHSG kan banyak faktor ya. Tapi tetap optimis lah (bisa melangkahi tahun lalu di atas 6%) Insya Allah," tutur Iman.
Lebih jauh, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi prediksi analis yang mengatakan bahwa akan banyak outflow dari pasar modal Indonesia.
"Jadi kemungkinan memang ada banyak yang kembali karena era Trump, kita lihat juga kebijakan Trump nanti," ungkap Irvan.
Ia pun meyakini pasar modal Indonesia akan kembali bangkit setelah adanya pemangkasan kembali fed fund rate (FFR). Pihaknya pun telah menyiapkan strategi peluncuran produk baru untuk menarik investor ke Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan produk Single Stock Futures (SSF) pada minggu kedua November 2024. Dengan produk ini, masyarakat bisa membeli kontrak saham blue chip dengan lebih hemat.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, saat ini sudah ada tiga anggota bursa (AB) yang telah mendapatkan izin penyelenggara SSF. Ia juga berharap pada saat peluncuran sudah ada investor yang mentransaksikan produk baru itu.
"11-14 November 2024, kami akan grand launching (SSF), sudah ada 3 anggota bursa untuk SSF," kata Iman dalam Capital Market Journalist Workshop, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (31/10/2024).
Sebagai informasi, SSF merupakan Perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham. Dengan kata lain, yang menjadi underlying SSF nantinya adalah saham.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Efek Sritex Pailit, Saham Sektor Tekstil Bisa Dijauhi Investor?
Next Article MUI Bilang Short Selling Haram, Ini Tanggapan Bos OJK