Jakarta, CNBC Indonesia - Donald Trump dipastikan akan menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47. Hal ini terjadi setelah dirinya yang mewakili Partai Republik, menang telak atas kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, dalam pemilihan presiden 5 November.
Kemenangan Trump mendapatkan berbagai respon dari banyak negara di dunia. China misalnya, negara ini telah menunjukkan kekhawatiran akan adanya perang dagang jilid 2.
Saat Trump pertama kali menjabat sebagai presiden AS 2017-2021, ia menerapkan tarif impor ke barang-barang asal China. Hal ini kemudian dibalas Beijing dengan memberlakukan hal sama ke AS.
Tapi ternyata tak cuma China. Sekutu AS lain, Jepang, juga bisa mendapatkan "mimpi buruk" karena kembalinya Trump ke kursi Presiden AS.
Bagaimana bisa? Berikut rangkumannya Jumat (8/11/2024).
1. Perang Dagang dan Yen
Trump memang telah sesumbar akan menerapkan tarif yang lebih besar pada impor China sekitar 50-60%. Tapi, ia juga berjanji melakukan hal sama pada negara lain dengan menerapkan tarif 10% secara menyeluruh pada semua barang impor.
Hal tersebut kemudian memberi warning ke Jepang. Tak hanya itu, Trump juga ingin membidik perbedaan nilai tukar antara dolar dan beberapa mata uang Asia, yen termasuk di dalamnya selain yuan.
Mengutip Asia Times, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Trump mengatakan bahwa China dan Jepang sengaja menjaga mata uang mereka. Keduanya membuat mata uangnya tetap lemah untuk membantu surplus perdagangan mereka.
"Begitulah cara Jepang dibangun. Begitulah cara China dibangun," ujar Trump.
"Saya pikir kita berada dalam posisi yang sangat buruk," tambanya.
Intinya China adalah target utamanya. Tetapi kebijakan Trump ini akan berdampak sistematis pada Jepang.
2.Bayar Pasukan AS
Gerakan Trump dibangun di atas ideologi proteksionisme dan nasionalisme Amerika.
Trump juga menggunakan sanksi perdagangan sebagai sarana untuk menekan negara-negara agar melakukan apa yang diinginkannya di bidang lain.
Ada perkiraan bahwa Trump akan menggunakan alat ini untuk memaksa Jepang membayar sebagian besar biaya pasukan Amerika di Jepang. Bahkan mengancam akan menarik pasukan tersebut.
3. Investasi Terganjal
Nasionalisme ekonomi AS diyakini akan meluas ke investasi asing langsung. Padahal selama ini Jepang telah memindahkan investasi dan pabrik ke AS.
Salah satunya mungkin akan terkait penanganan tawaran Nippon Steel untuk membeli pabrik baja AS, US Steel. Pengambilan US Steel bisa batal karena Trump berjanji untuk memblokir kesepakatan yang bernilai US$14,9 miliar termasuk utang.
Pernyataan tak mendukung aksi korporasi itu juga dikatakan wakil presiden Trump, J.D. Vance. Ia bahkan memimpin penolakan Kongres terhadap pengambilalihan tersebut, dan menggambarkan produksi baja dalam negeri sebagai prioritas keamanan nasional.
Perlu diketahui US Steel berbasis di Pittsburgh di negara bagian Pennsylvania, merupakan negara bagian kemenangan Partai Demokrat di pemilu 2020. Tetapi dalam pemilu terbaru 2024, Trump menguasai negara bagian itu.
Saat ini, kesepakatan akuisisi sedang ditinjau oleh sebuah badan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan petahana, Janet Yellen. Audir tengah dilakukan Komite Penanaman Modal Asing (CFIUS) AS.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Jadi Presiden AS, Dunia Pasang Kuda-kuda
Next Article Video: Bakteri Pemakan Daging Gegerkan Jepang, 77 Orang Meninggal