Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto memiliki target untuk mencapai pertumbuhan ekonomi mencapai 8% selama dirinya menjabat. Target ini cukup ambisius, dengan rincian dalam lima tahun target yang ditetapkan antara lain, 5,7% di 2025, 6,4% di 2026, lalu 7% pada 2027, kemudian 7,5% di 2028 dan, 8% di 2029.
Salah satu upaya yang dilakukan Presiden Prabowo untuk mencapai target tersebut adalah dengan melanjutkan hilirisasi sumber daya alam. Bahkan Presiden Prabowo Subianto mengubah nomenklatur Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi dan Hilirisasi.
Prabowo juga menekankan tentang pentingnya hilirisasi dalam Rapat Kabinet perdananya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2024). Menurutnya, program yang ada sejak era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) itu menjadi salah satu kunci kemakmuran.
Dia pun meminta kepada para Menteri terkait dalam hal ini Menteri Investasi dan Hilirisasi /Kepala BKPM Rosan P Roeslani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto segera menginventarisir proyek penting dalam hilirisasi di Indonesia. Prabowo menyebut ada 26 komoditas yang berpotensi untuk dilakukan hilirisasi.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan urgensinya program hilirisasi sumber daya alam Indonesia. Dia menegaskan telah membuat peta jalan hilirisasi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2040. Menurutnya, ada potensi penerimaan hingga US$ 618 miliar dari 28 komoditas yang bisa dihilirisasi.
"Ini bukan omon-omon buat hilirisasi US$ 618 miliar. Ini pikiran Pak Prabowo, ini bisa dieksekusi sebagai mesin pertumbuhan," tegas Bahlil.
Bahlil juga menuturkan hilirisasi tidak hanya satu sektor saja, tidak sebatas sektor energi dan batu bara.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Investasi/BKPM dan Hilirisasi Rosan Roeslani juga mengatakan penambahan hilirisasi membuat ruang lingkup tugas di kementerian yang dipimpinnya kian besar. Nantinya, hilirisasi yang dikejar tak cuma mineral dan batu bara, tetapi juga menyasar sektor lain.
Menurutnya, Prabowo ingin memperluas hilirisasi agar nilai tambah untuk Indonesia semakin tinggi, serta banyak membuka lapangan kerja.
Saking strategisnya industri nikel RI, pemerintah pun akan terus mempertahankan keberlangsungan industri nikel dalam negeri. Untuk diketahui, nilai ekspor nikel hasil dari program hilirisasi melejit signifikan. Tak tanggung-tanggung, nilai ekspor nikel hasil hilirisasi tersebut telah tembus hingga Rp 500 triliun.
Ditambah lagi, hilirisasi nikel telah mendatangkan banyak dampak positif baik dari sisi ekonomi, sosial, dan teknologi. Dengan demikian, hilirisasi ini layak untuk dilanjutkan dan ditingkatkan. Sebab, semakin tinggi kemampuan Indonesia dalam mengolah sumber daya mineral hingga ke hilir, maka nilai tambah yang dihasilkan semakin besar.
Diharapkan pula hilirisasi yang dilakukan Indonesia tidak hanya berhenti pada produk komoditas nikel saja, melainkan juga komoditas mineral lainnya.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah mencatatkan kondisi perekonomian Sulawesi Tengah triwulan III-2023 dibanding triwulan III-2022 (yoy) mengalami pertumbuhan sebesar 13,06% termasuk pertumbuhan industri pengolahan sebesar 27,99% serta pertambangan dan penggalian juga mengalami pertumbuhan sebesar 13,32%.
Capaian tersebut tak terlepas dari peran swasta dalam membangun ekosistem pekerjaan yang baik. Sebagai contoh, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) membuka lapangan kerja di Morowali Utara serta berkomitmen menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri hilirisasi nikel.
Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat pengolahan dan pemurnian bijih nikel menggunakan teknologi yang kompleks dengan melalui tiga tahapan yang melibatkan alat dan suhu tinggi, bahkan hingga ribuan derajat celcius. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, PT GNI telah menyusun regulasi K3 yang sesuai dengan aturan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI).
Regulasi ini mencakup berbagai aspek, seperti keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja. Perusahaan juga secara berkala melakukan pelatihan dan sertifikasi izin operator (SIO) alat berat seperti Sertifikasi Izin Operator (SIO) Dump Truck, SIO Excavator, SIO Furnace, SIO Wheel Loader, SIO Rigger Juru Ikat, dan SIO K3 Teknisi Pesawat Angkut.
Program pelatihan dan sertifikasi ini dilakukan dengan menggandeng Perusahaan Jasa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PJK3) yang sudah tersertifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker RI). Tidak cuma itu, PT GNI juga berkomitmen untuk mendukung penyerapan tenaga kerja perempuan di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi perempuan berkarier di industri pengolahan atau smelter. Head of Corporate Communication PT GNI, Mellysa Tanoyo mengatakan bahwa perusahaan senantiasa memberi ruang dan kesempatan bagi perempuan di lingkungan perusahaan, untuk memegang peran atau jabatan strategis di perusahaan.
"Kehadiran perempuan di dunia smelter yang umumnya lebih banyak digeluti oleh laki-laki, merupakan salah satu transformasi nyata yang terus diupayakan PT GNI dalam rangka women empowerment, sehingga setiap individu terlepas dari gendernya memiliki kesempatan yang sama dalam membangun karir di PT GNI," ucap Mellysa dikutip dari laman resmi PT GNI.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hilirisasi Nikel dan Dampaknya ke Ekonomi Sulteng
Next Article Ekonomi Sulawesi Tengah Tumbuh 11,91% di 2023, Apa Pendorongnya?