Ekonomi Lesu, Pemerintah China Resmi Guyur Stimulus Jumbo Rp21.900 T

1 month ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - China mengumumkan paket stimulus lima tahun senilai 10 triliun yuan atau setara Rp 21.900 triliun, Jumat (8/11/2024). Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah, sambil mengisyaratkan lebih banyak dukungan ekonomi akan datang tahun depan.

Menteri Keuangan Lan Fo'an mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas berencana untuk 'secara aktif menggunakan' ruang defisit yang tersedia yang dapat diperluas tahun depan. Ia mengingatkan kembali pernyataannya bulan Oktober, ketika ia mengatakan bahwa ruang untuk mengambil langkah ini 'cukup besar'.

"Program tersebut mulai berlaku tahun ini dan akan berlangsung hingga akhir tahun 2026 dengan nilai sekitar 2 triliun yuan per tahun," kata Lan kepada wartawan dikutip CNBC International.

"Mulai tahun ini, otoritas pusat akan menerbitkan obligasi khusus pemerintah daerah senilai 800 miliar yuan per tahun selama lima tahun, dengan total 4 triliun yuan."

Kebijakan tersebut akan berkontribusi pada upaya pemerintah daerah untuk mengurangi apa yang disebut 'utang tersembunyi'. Menurut perkiraan Lan, utang tersebut dapat turun dari 14,3 triliun yuan pada akhir tahun 2023 menjadi 2,3 triliun yuan pada tahun 2028 dengan adanya stimulus ini.

Direktur eksekutif untuk perusahaan di Fitch Bohua, Haizhong Chang, menyatakan bahwa stimulus ini merupakan langkah konkret dalam upaya menghapuskan utang pemerintah daerah.

"Langkah-langkah penyelesaian utang tersembunyi pemerintah daerah yang diperkenalkan oleh China saat ini merupakan perwujudan konkret dari pergeseran kebijakan ekonomi pemerintah pusat, dengan jumlah total utang yang melampaui ekspektasi pasar, sampai batas tertentu," kata Chang.

"Dibandingkan dengan jumlah penyelesaian utang dalam beberapa tahun terakhir, skalanya kali ini jauh lebih besar," tambahnya.

Meski begitu, sejumlah investor lain masih mempertanyakan efektivitas stimulus jumbo ini. Sebagian menganggap bahwa stimulus ini bak skema lubang tutup lubang.

"Uang tersebut digunakan untuk mengganti utang tersembunyi, yang berarti tidak menciptakan alur kerja baru, jadi dukungan terhadap pertumbuhan tidak begitu langsung," ungkap direktur penelitian di Shanghai Anfang Private Fund Co, Huang Xuefeng, kepada Reuters.

China telah meningkatkan pengumuman stimulus sejak akhir September, yang memicu reli saham. Pada tanggal 26 September, Presiden Xi Jinping memimpin pertemuan yang menyerukan penguatan dukungan fiskal dan moneter serta menghentikan kemerosotan pasar real estat.

Sementara Bank Sentral China telah memangkas beberapa suku bunga, kebijakan fiskal negara yang diatur oleh Kementerian Keuangan akan membutuhkan peningkatan besar dalam utang dan pengeluaran pemerintah, yang memerlukan persetujuan parlemen.

Selama pertemuan serupa pada bulan Oktober lalu, pihak berwenang telah menyetujui peningkatan dalam defisit China menjadi 3,8%, dari 3%. Pembacaan resmi harian dari pertemuan parlemen minggu ini mengatakan para pejabat sedang meninjau proposal untuk meningkatkan batas utang pemerintah daerah.

Analis memperkirakan peningkatan skala dukungan fiskal ini diteken setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden di Amerika Serikat. Namun, beberapa pihak masih berhati-hati, memperingatkan bahwa Beijing mungkin tetap konservatif dan tidak memberikan dukungan langsung kepada konsumen.

"Kami tidak memperkirakan para pembuat kebijakan akan meningkatkan stimulus tahun ini, karena mereka perlu mengetahui lebih banyak tentang kebijakan perdagangan AS yang baru," kata Larry Hu, kepala ekonom Tiongkok di Macquarie, dalam sebuah laporan pada hari Jumat.

"Karena itu, pertemuan NPC minggu ini berfokus pada pertukaran utang daripada stimulus baru."


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PM China Siap Lawan Tindakan Unilaterisme!

Next Article Bos Bank Sentral China Buka Suara soal Ekonomi, Ada Apa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|