Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka kembali menguat terbatas pada awal perdagangan sesi I Rabu (6/11/2024), di tengah wait and see investor terkait Pilpres Amerika Serikat (AS) dan efek dari pertumbuhan ekonomi RI yang melambat.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik 0,1% ke posisi 7.499,45. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, IHSG berbalik turun tipis 0,06% ke 7.487,59.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 634 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 62.653 kali.
Sentimen pasar keuangan pada perdagangan hari ini cenderung tidak akan terlalu banyak menanti data rilis. Pelaku pasar sejauh ini banyak menanti hasil lebih pasti dari jajak pendapatan dua kandidat Presiden AS yang sangat ketat sampai efek pertumbuhan ekonomi RI yang melambat.
Meski begitu, ada harapan pasar keuangan masih bisa melanjutkan rebound tertular pergerakan bursa saham AS yang tetap menghijau semalam.
Pemilu AS sebagaimana diketahui sudah berlangsung pada Selasa kemarin yang kemudian berlanjut ke proses penghitungan suara setelah jajak pendapatan ditutup pukul 18.00 waktu bagian timur AS.
Mengutip Channel News Asia (CNA), sebagaimana diketahui sistem pemilihan di AS tidak melibatkan pemilih yang memilih pemimpin secara langsung. Suara yang diberikan oleh warga negara akan memilih 538 anggota kelompok yang dikenal sebagai Electoral College, kemudian mereka bertugas untuk memilih presiden dan wakil presiden.
Jika persaingan dua kandidat capres AS akan sangat ketat, bisa jadi untuk menerima hasilnya diperlukan waktu berhari-hari sebelum pemenang diumumkan.
Berkaca pada 2020 lalu, media di AS menyatakan bahwa kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, berhasil meraih kemenangan pada tanggal 7 November, meskipun pemungutan suara ditutup empat hari sebelumnya.
Beralih ke data dalam negeri, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2024 mengalami perlambatan seiring melandainya konsumsi rumah tangga Indonesia.
Melemahnya ekonomi dan konsumsi rumah tangga ini menjadi permulaan yang kurang baik bagi Presiden Prabowo Subianto diawal masa pemerintahannya. Terlebih, konsumsi adalah mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024 hanya tumbuh 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Catatan ini merupakan capaian pertumbuhan terendah dalam satu tahun terakhir.
Hal ini menjadi pertumbuhan ekonomi terendah yang terjadi dalam satu tahun terakhir, yakni pada kuartal III-2023 yang sebesar 4,94%. Sedangkan kuartal IV-2023 mampu sebesar 5,04%, kuartal I-2024 sebesar 5,11%, dan kuartal II-2024 sebesar 5,05%.
Jika dilihat berdasarkan pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh tak sampai 5% atau tepatnya 4,91% yoy. Padahal konsumsi menyumbang 53,08% terhadap total PDB Indonesia. Pertumbuhan konsumsi pada kuartal III juga di bawah data historisnya yakni 5%.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada Juli-September 2024 setara dengan kuartal I-2024 dan terburuk sejak kuartal IV-2023.
Menanggapi hal ini, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, penurunan konsumsi rumah tangga besar dipengaruhi oleh faktor musiman. Pada dua kuartal sebelumnya ada Ramadan, Idul Fitri dan libur panjang akhir pekan.
"Menurun karena adanya efek musiman pada saat itu, terjadi puncak konsumsi Idul Fitri dan Idul Adha," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (5/11/2024).
Pelemahan ekonomi ini menjadi sinyal jika kondisi permintaan sedang tidak baik-baik saja. Hal ini bisa berdampak besar terhadap kinerja perusahaan terutama sektor consumer goods.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Respons Positif Kabinet Prabowo, IHSG Menguat 7 Hari Beruntun
Next Article Usai Libur Panjang IHSG Dibuka Galau, Bakal Merana atau Bangkit?