Eks Menhan Israel Blak-blakan Bongkar Kelakuan Netanyahu, Ternyata...

1 week ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Israel yang baru saja dicopot, Yoav Gallant, melontarkan pernyataan bahwa militer Israel telah mencapai semua tujuannya di Gaza. Ia juga mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak kesepakatan pertukaran sandera demi perdamaian, meskipun ada dukungan dari pihak keamanan Israel.

Dalam pertemuan dengan keluarga sandera pada Kamis (7/11/2024), dua hari setelah dirinya dicopot oleh Netanyahu, Gallant mengatakan bahwa "tidak ada lagi yang perlu dilakukan di Gaza."

Menurut laporan Channel 12, ia menambahkan, "Pencapaian besar sudah tercapai." Gallant juga menekankan bahwa gagasan Israel harus tetap berada di Gaza demi stabilitas adalah "ide yang tidak pantas jika harus mengorbankan nyawa tentara."

Gallant menyebut bahwa alasan Netanyahu menolak kesepakatan pertukaran sandera bukan berdasarkan pertimbangan militer atau politik, melainkan "alasan diplomatik." Netanyahu menolak proposal pertukaran dengan Hamas yang melibatkan pembebasan sandera Israel di Gaza dengan tahanan Palestina di penjara Israel.

"Komandan IDF dan saya menyatakan tidak ada alasan keamanan untuk tetap berada di koridor Philadelphia," katanya kepada keluarga sandera, sebagaimana dilansir The Guardian.

Gallant, yang kini tak lagi menjadi bagian dari pemerintahan, mengisyaratkan kekhawatirannya akan keputusan Netanyahu yang dinilai menempatkan kepentingan politik di atas keselamatan dan stabilitas keamanan Israel.

Pernyataan Gallant ini menimbulkan kontroversi di kalangan publik Israel. Keluarga sandera yang masih ditahan di Gaza mengkritik Netanyahu dan menganggapnya memperpanjang konflik untuk menunda pemilu baru.

Upaya Amerika Serikat

Pemerintah Amerika Serikat, melalui pemerintahan Presiden Joe Biden, telah berusaha untuk menengahi kesepakatan yang mencakup gencatan senjata sementara di Gaza sebagai bagian dari persetujuan pertukaran sandera.

Namun, Netanyahu bersikap skeptis terhadap persyaratan ini dan menegaskan bahwa Israel harus mempertahankan kehadirannya di perbatasan Gaza dan Mesir, yang tak bisa diterima oleh Hamas. Seorang pejabat AS bahkan menyatakan bahwa mereka melihat Netanyahu sebagai hambatan perdamaian yang lebih besar daripada Hamas.

Di Gaza, konflik yang berkepanjangan telah menelan lebih dari 43.000 korban jiwa warga Palestina dalam 13 bulan terakhir menurut otoritas kesehatan Hamas, yang didukung oleh data dari lembaga bantuan PBB.

IDF masih menginstruksikan warga sipil untuk mengungsi dari wilayah utara, dengan puluhan warga Palestina dilaporkan tewas pada Kamis.

Sementara itu, Lebanon juga terdampak dengan 3.000 orang tewas dalam serangan udara Israel dalam enam minggu terakhir. Di Lebanon, Hizbullah yang merupakan kelompok militan Syiah terus melancarkan serangan terhadap Israel sebagai reaksi atas pengeboman di Gaza.

Pada Rabu, serangan udara Israel di lembah Bekaa menewaskan 30 orang di Lebanon, sementara IDF menyatakan telah membunuh 60 pejuang Hizbullah dalam 24 jam terakhir.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hamas Tolak Proposal Gencatan Senjata Selama 48 Jam di Gaza

Next Article Pemerintahan Israel Pecah, Menhan Sebut Netanyahu Harus Diinvestigasi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|