Jakarta, CNBC Indonesia - Kuba diguncang gempa kuat dengan magnitudo 6,8 Minggu (10/11/2024) waktu setempat. Menurut laporan Survei Geologi AS, pusat gempa terletak sekitar 25 mil (40 kilometer) di selatan Bartolome Maso.
Gempa itu terjadi hanya satu jam setelah gempa lain dengan magnitudo 5,9. Gempa berada di wilayah yang sama, dengan titik episentrum sekitar sembilan mil di bawah laut.
Mengutip laman Associated Press (AP), gempa terasa di seluruh wilayah timur Kuba, termasuk di kota-kota besar seperti Santiago de Cuba, serta Holguin dan Guantanamo. Media di Jamaika juga melaporkan bahwa pulau itu merasakan getaran.
Belum ada laporan langsung tentang kerusakan besar atau cedera. Namun warga masih merasakan kegelisahan terhadap bencana tersebut, utamanya terkait kemungkinan adanya gempa susulan.
Warga Santiago de Cuba, Yolanda Tabío, 76 tahun, mengatakan bahwa warga di kota itu berbondong-bondong ke jalan dan masih dengan gelisah duduk di depan pintu rumah mereka. Dia mengatakan bahwa dia merasakan setidaknya dua gempa susulan setelah gempa.
"Anda harus melihat bagaimana semuanya bergerak, dinding, semuanya," katanya kepada laman yang sama.
Warga lain melaporkan ramainya teriakan warga saat gempa mengguncang. Di media sosial, penduduk di kota kecil Pilon melaporkan kerusakan kecil, mengunggah foto atap yang runtuh dan retakan pada dinding bangunan.
"Di sini orang-orang dengan cepat turun ke jalan karena tanah bergerak sangat kuat," kata seorang pensiunan berusia 65 tahun yang tinggal di pusat kota Santiago de Cuba, Andres Perez, mengatakan kepada AFP.
"Rasanya sangat kuat, istri saya sangat gugup," tambahnya.
"Ada rumah-rumah dengan dinding retak, yang lain dindingnya runtuh dan beberapa atapnya runtuh," tambah Karen Rodriguez, seorang penata rambut berusia 28 tahun.
Gempa bumi terjadi di tengah masa sulit bagi Kuba. Pada hari Rabu, Badai Kategori 3 Rafael melanda Kuba bagian Barat.
Tercatat angin kencang tersebut memutus aliran listrik di seluruh pulau dan membuat pulau tersebut mengalami mati lampu besar-besar. Ratusan rumah juga dilaporkan hancur dan ratusan ribu orang mengungsi.
Beberapa pekan sebelumnya, pulau itu juga dilanda dua pukulan beruntun. Pertama, pulau itu dilanda pemadaman listrik di seluruh pulau yang berlangsung selama berhari-hari, akibat krisis energi.
Tak lama kemudian, pulau itu dihantam badai dahsyat yang menghantam bagian Timur pulau dan menewaskan sedikitnya enam orang. Pemadaman listrik yang meluas ini telah memicu protes kecil di seluruh pulau, belum lagi inflasi besar-besaran yang membuat harga seluruh bahan pokok menjadi sangat tinggi.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kemenkeu di Bawah Kendali Prabowo - Kuba Krisis Energi
Next Article Gempa M4,7 Guncang Pesisir Selatan, Terasa Hingga Padang