Inflasi Datang, Kantong Warga RI Sudah Mulai Terisi?

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Data inflasi pertama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto masih mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat, setelah kondisi deflasi yang terjadi dalam lima bulan berturut-turut.

Namun, di tengah masa itu, para petani mendapatkan angin segar, karena indeks yang mengukur daya belinya, yakni nilai tukar petani mengalami kenaikan tipi, yang berarti ada perbaikan dari sisi pendapatannya.

"Jadi, kelihatannya petani masih agak beruntung dibandingkan dengan kelas pekerja di sektor manufaktur," kata Ekonom senior yang merupakan Co-founder Creco Research, Raden Pardede, dalam program Power Lunch CNBC Indonesia dikutip Senin (4/11/2024).

Nilai tukar petani pada Oktober 2024 sebesar 120,70 atau naik 0,33% dibanding September 2024. Disebabkan indeks harga yang diterima petani tumbuh lebih kencang ketimbang indeks harga yang dibayar petani.

Indeks harga yang diterima petani sebesar 145,56 atau naik 0,38%. Jauh di atas indeks harga yang dibayar petani sebesar 120,54 atau haya naik 0,04% dibandingkan September 2024.

Sementara itu, untuk inflasi Indonesia pada Oktober 2024 hanya sebesar 0,08% secara bulanan atau month-to-month (mtm). Memutus tren deflasi selama lima bulan beruntun yang terjadi pada Mei 2024 sebesar 0,03%, Juni 0,08%, Juli 0,18%, Agustus 0,03%, dan September menjadi 0,12%.

Menurut Raden data itu memang masih menjadi indikasi bahwa daya beli masyarakat belum pulih setelah mengalami tekanan inflasi tinggi sejak akhir tahun lalu. Sementara itu, untuk petani menikmati perbaikan pendapatan.

"itu menandakan bahwa kelihatannya kelompok menengah ini belum kembali ke sedia kala dari sisi daya belinya. Tetapi kelompok petani, kalau kita lihat data dari terms of trade atau nilai tukar petani, mereka itu tidak seburuk kelompok menengah, kira-kira begitu," ucap Raden Pardede.

Raden memperkirakan, tren inflasi ini akan terus terjadi sampai akhir tahun, sebab November 2024 ada pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak atau pilkada dan perayaan Natal dan Tahun baru. Faktor musiman itu biasanya menjadi pendorong konsumsi masyarakat.

"Jadi baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi rumah tangga menjelang akhir tahun seperti yang kita lihat siklus dari waktu ke waktu, baik belanja pemerintah maupun belanja daripada rumah tangga, umumnya di bulan-bulan Desember itu ada kenaikan," ucap Raden.

Menurutnya, inflasi sampai akhir tahun akan bergerak di level 2% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Inflasi tahunan per Oktober 2024 sendiri sebesar 1,71% dan inflasi tahun kalender 0,82%. Sementara itu, target inflasi pemerintah adalah kisaran 2,5%.

"Jadi saya masih berharap ada perbaikan dari sisi daya beli masyarakat nanti di bulan Desember nanti dan inflasi juga mungkin akan sedikit naik. Itu yang saya lihat kemungkinan besar di akhir tahun ini," tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menganggap bahwa angka inflasi Oktober 2024 masih terbilang kecil. Maka, fokus pemerintah kata dia ke depan masih akan tertuju pada perbaikan daya beli masyarakat.

"Ya sudah mulai membaik ya kita terus dorong saja. Tapi walaupun angkanya masih kecil banget 0,08," ucap Airlangga.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Akhiri Tren Deflasi, Tanda Daya Beli Mulai Membaik?

Next Article Top! RI Kalahkan AS, Rusia, India Hingga Australia Soal Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|