Jelang Natal dan Tahun Baru, Begini Tren Utang Pinjol Warga RI

3 weeks ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan pinjaman industri fintech peer to peer (p2p) lending atau pinjaman online (pinjol) menyusut pada bulan September. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pembiayaan di September tumbuh 33,73% secara tahunan atau year on year (yoy), lebih rendah dari sebulan sebelumnya sebesar 35,62% yoy.

Meskipun begitu, ekonom memandang periode natal dan tahun baru (Nataru) bakal jadi katalis permintaan pembiayaan dari industri pinjol. Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda mengatakan permintaan nasabah pinjol bakal meningkat cukup tajam di Desember.

"Impact Nataru akan terasa di bulan November-Desember dan puncaknya di bulan Desember. Pada bulan Desember sepertinya akan meningkat cukup tajam karena permintaan pinjaman daring akan meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat menjelang libur Nataru," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (9/12/2024).

Menurut Nailul, fenomena daya beli masyarakat menurun yang sedang terjadi justru akan mendorong permintaan pembiayaan. Maka demikian, ia meyakini penyaluran pembiayaan industri pinjol bakal tetap meningkat.

Hal itu dialami oleh PT Astra Welab Digital Arta (Maucash). Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan mengaku pertumbuhan pembiayaan jelang Nataru di angka positif, dan itu dimungkinkan terjadi khususnya bagi para pemilik usaha.

"Karena mereka ingin menjaga arus keuangan tetap lancar di tengah-tengah liburnya bank dan beberapa institusi terkait saat Natal dan Tahun Baru. Kami hadir untuk menjadi solusi bagi para pemilik usaha yang ingin menjaga arus kas, di saat pembayaran dari customer atau klien mereka tertunda karena adanya libur Natal dan Tahun Baru, sementara bisnis mereka harus tetap berjalan," kata Indra saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (9/12/2024).

Namun ia tidak menjelaskan lebih rinci angka outstanding pembiayaan serta berapa pertumbuhannya.

Perusahaan fintech lainnya, PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran), yang utamanya menyalurkan pinjaman produktif, mencatatkan pertumbuhan yang stabil per Oktober, hampir mencapai 10%. Namun, CEO dan Co-founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengakui pertumbuhan itu belum mencapai target perusahaan.

"Karena suku bunga BI (Bank Indonesia) kan naik terus sampai dua bulan lalu baru turun ya, jadi permintaan pinjaman juga nggak setinggi itu," kata Ivan saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (9/12/2024).

Ia juga berpendapat bahwa permintaan pinjol justru akan menurun pada periode Nataru. Biasanya, kata Ivan, permintaan menurun karena libur panjang.

Senada, PT Smartec Teknologi Indonesia (Bantusaku) memperkirakan permintaan pinjaman bakal menurun pada periode Nataru.

Direktur Utama BantuSaku Arnoldyth Rodes Medo mengakui dalam tiga bulan terakhir hingga November, terjadi penurunan pada disbursement di perusahaan pinjol tersebut. Ia memaparkan pada bulan September tercatat sebesar Rp591 miliar, kemudian di bulan Oktober sebesar Rp551 miliar, lalu di bulan November turun lagi sebesar Rp523 miliar.

"Tetap turun trendnya [di Nataru]," ujar Arnold saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (9/12/2024).


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tak Mau Kasus Investree Rugikan Industri, AFPI Lakukan Ini

Next Article Wih Warga RI Bakal Bisa Pinjam Uang Rp 10 M dari Pinjol P2P Lending

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|