Kisah Mantan Buruh Pabrik yang Sukses Jadi Pengusaha Logistik

1 week ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok Wang Wei merupakan salah satu Taipan yang dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang. Sebelum menjadi konglomerat bisnis e-commerce, pria asal China tersebut mengumpulkan harta dari usaha pengantaran paket, SF Express.

Mengutup CNN Indonesia, Wang lahir di Shanghai pada 1971, Wang menghabiskan masa kecilnya di Hong Kong. Orang tuanya adalah penerjemah Bahasa Rusia untuk angkatan udara China dan dosen di salah satu universitas.

Sepetelah Wang menamatkan pendidikan sekolah menengah, Ia mencoba peruntungan di Kota Shunde, Guangdong, China. Di sana, Ia mulai bekerja sebagai salah satu karyawan di sebuah percetakan kecil.

Intuisi berbisnisnya dimulai saat ditugaskan untuk mengantarkan sampel cetakan ke salah satu klien di Hong Kong. Dari sini, Ia sadar bahwa pilihan jasa pengiriman masih terbatas. Maklum, satu-satunya jasa pengantaran adalah kantor pos pemerintah mengingat bisnis kurir swasta dilarang.

Padahal, pada saat yang sama, semakin banyak perusahaan Hong Kong yang mendirikan pabrik di Guandong. Hal ini seiring dengan kebijakan Deng Xiaoping, pemimpin China kala itu, yang mulai membuka diri terhadap negara lain.

Lahirnya SF Express

Peluang bisnis itu tidak disia-siakan oleh Wang. Pada 1993, ia mengajak lima orang rekannya untuk merintis usaha jasa pengantaran Shunfeng Express (SF Express).

Mengutip Ecommerceiq Asia, Wang yang kala itu baru berusia 22 tahun memberanikan diri untuk pinjam uang kepada sang ayah senilai 100 ribu yuan.

Awalnya, SF Express hanya melayani pengantaran di sekitar wilayah China Selatan. Lalu, pada 1997, perusahaan mulai ekspansi ke seluruh China daratan.

Selang lima tahun, perusahaan mulai memperluas jaringan dan meningkatkan layanan dengan memperbaiki manajemen.

Selama periode 2008-2012, Wang memberanikan diri untuk merambah bisnis pengantaran internasional. Perusahaan juga memperkuat bisnisnya dengan mendirikan maskapai sendiri untuk bisa mengantarkan barang ke berbagai negara.

Keberanian ini tak lepas dari keputusan pemerintah China yang akhirnya mengizinkan swasta masuk ke bisnis pengantaran pada 2009. Kebijakan ini menjadikan usaha Wang tak lagi ilegal.

Setelah itu, SF Express terus memperkuat layanan dengan memperbanyak armada pengantaran dan adopsi teknologi.

Pada 2018, perusahaan menjadi perusahaan pertama yang mendapatkan izin pengantaran dengan pesawat nirawak (drone) di China.

Selama lebih dari dua dekade, Wang membiayai hampir seluruh bisnis SF Express dari kas internal. Ia tak ingin mengambil pendanaan dari luar dan cenderung tertutup untuk investor.

Pada awal 2017, Wang memutuskan untuk melepas SF Express untuk melantai di bursa saham Shenzhen dengan bendera SF Holding. Keputusan itu membawanya masuk ke jajaran orang terkaya di China.

Pada tahun yang sama, Wang sempat mengalahkan Jack Ma dengan menduduki posisi orang terkaya ke-2 di China. Ia pun mendapatkan julukan bos "FedEx-nya China".

Wang melihat kesuksesan suatu perusahaan tercapai saat mampu menciptakan perbedaan di masyarakat, memberikan kehidupan yang baik untuk karyawan, dan meningkatkan standar layanan ke pelanggan.

Bagi Wang, suatu perusahaan akan bertahan dalam jangka panjang dan memiliki reputasi yang baik dengan terus mengingat tujuan awalnya.

"Jika sebuah perusahaan hanya fokus pada hasil tetapi mengabaikan tujuan, usaha itu akan sia-sia," ujar Wang dalam salah satu wawancaranya dengan Boston Consulting Group (BCG) pada 2020 lalu.

Kekayaan Wang menempatkannya di peringkat ke-10 pada Daftar Orang Terkaya di China dan ke-35 pada Daftar Orang Terkaya Dunia versi Forbes pada 2021.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Menguat "Terlalu Cepat", Pengusaha Happy & Siap Ekspansi

Next Article Level 'Nyaman' Pengusaha RI, Dolar Kembali ke Rp 15.000-an!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|