Kronologi Anak-Anak SD Jadi Korban Tabrak Massal, Nangis-Minta Tolong

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pengemudi SUV menabrak siswa dan pejalan kaki di luar sebuah sekolah di China. Insiden ini menyebabkan beberapa orang terluka mayoritas anak-anak.

Bagaimana kronologinya?

Mengutip media pemerintah China CCTV, Rabu (20/11/2024), kejadian bermula saat jam siswa masuk sekolah di sebuah sekolah dasar (SD) di kota Changde, Provinsi Hunan, China selatan Selasa. Sebuah mobil SUV tiba-tiba masuk ke kompleks sekolah dan menabrak orang-orang.

Klip video yang beredar di media sosial China menunjukkan anak-anak kecil berlari saat mobil itu terus menerobos. Terlihat anak-anak menangis dan berteriak 'tolong'.

Dalam sebuah klip lain, ditunjukkan bagaimana SUV itu kemudian berhenti di luar pintu masuk sekolah. Terlihat pula bagaimana lima orang terluka, termasuk seorang siswa dengan ransel, yang tergeletak di jalur yang dilalui kendaraan, di jalan sempit di depan sekolah.

"Panggil polisi!" teriak seorang pria dikelilingi oleh kerumunan.

Di sisi lain, terlihat bagaimana warga memukuli orang yang diduga pelaku dengan tongkat dan batang kayu. Ia kemudian diborgol dan ditekan di atas semen basah oleh sosok berseragam.

"Orang tersebut menyetir sendiri ke sekolah dan menabraki orang," kata seorang perempuan.

Sementara itu, polisi mengatakan sebenarnya banyak orang yang terluka. Mereka kini dikirim ke rumah sakit secepatnya.

Beruntung tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun polisi tidak memberikan jumlah pasti korban luka.

Dalam pernyataan lain, polisi menegaskan bahwa pelaku adalah seorang pria berusia 39 tahun, yang telah ditangkap. Namun penyelidikan masih terus berlanjut dan tak ada informasi lain soal pelaku.

Kejadian ini pun sebenarnya diverifikasi laman Reuters. Disebutkan kecelakaan berada di SD untuk anak-anak berusia antara 6 dan 12 tahun.

Jaksa penuntut umum tertinggi China, menurut pernyataan di media sosial resmi di Weibo, melakukan pertemuan khusus Selasa untuk membahas hukuman atas kejahatan yang dikategorikan "besar, kejam dan ekstrem" itu. Di mana tingkah pelaku membahayakan keamanan publik.

"'Tangan ketat' tidak boleh dilonggarkan," kata Jaksa Agung Ying Yong, dalam postingan tersebut.

"Kita harus tegas dan bertekad serta menghukum kejahatan dengan keras dan cepat sesuai dengan hukum untuk memberikan efek jera yang kuat," tambanya.

Meskipun kejahatan kekerasan jarang terjadi di China, namun serangkaian serangan massal sering terjadi belum lama ini. Hal ini menarik perhatian pada ancaman individu dengan keluhan pribadi yang ingin membalas dendam terhadap masyarakat.

Minggu lalu, seorang pria menabrakkan mobilnya ke kerumunan di kota selatan Zhuhai, menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 40 orang lainnya. Polisi setempat mengatakan tersangka dalam kasus itu merasa dirugikan atas ketentuan perceraiannya, sehingga ia melakukan penabrakan massal.

Pada Sabtu, sedikitnya delapan orang tewas dan 17 lainnya terluka dalam aksi penusukan di sebuah sekolah kejuruan di kota timur Wuxi. Polisi mengatakan tersangka, seorang mahasiswa laki-laki berusia 21 tahun, tidak dapat lulus dari universitas setelah gagal dalam ujiannya dan tidak senang dengan gaji di tempat magangnya.

Pada September, seorang pria berusia 37 tahun ditangkap karena menikam tiga orang hingga tewas dan melukai 15 orang lainnya di sebuah supermarket Shanghai. Pihak berwenang mengatakan tersangka telah melakukan perjalanan ke Shanghai untuk "melampiaskan amarahnya" atas perselisihan keuangan pribadi.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Bawa Oleh - Oleh Investasi Rp156 Triliun Dari China

Next Article Potret Hari Pertama Sekolah, Siswa SD Baru jalani Kegiatan MPLS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|