Jakarta, CNBC Indonesia - Pelita Air bersama Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penerapan Konservasi Energi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan pada Bandar Udara Pondok Cabe.
Penandatanganan ini menjadi awal dari rencana pengembangan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara berkonsep ramah lingkungan.
Adapun proyek ini akan dijalankan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), lembaga asal Jerman yang berfokus pada kerja sama internasional untuk membantu pemerintah dan mitra di berbagai negara dalam melakukan pembangunan berkelanjutan.
Dalam proyek ini, GIZ akan menjadi perpanjangan tangan Direktorat Jenderal EBTKE dalam menerapkan berbagai teknologi ramah lingkungan pada Bandara Pondok Cabe.
Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan penerapan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan secara berkelanjutan pada Bandara Pondok Cabe dapat membuka potensi kerja sama. Upaya ini juga memperoleh manfaat untuk mewujudkan penanggulangan dampak perubahan iklim dan mitigasi efek gas rumah kaca.
"Kesepakatan ini mencakup berbagai inisiatif, meliputi pelaksanaan studi-studi teknis dan pertukaran informasi terkait konservasi energi di Bandara Pondok Cabe, penerapan manajemen energi untuk efisiensi pemakaian energi yang berkelanjutan di Bandara Pondok Cabe, pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mendukung transformasi Bandara Pondok Cabe menjadi bandara hijau atau eco-airport, serta kerja sama lebih lanjut di masa depan yang akan disepakati antara Direktorat Jenderal EBTKE dan Pelita Air," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (5/11/2024).
Senior Vice President Corporate Finance Pertamina, Bagus Agung Rahadiansyah, berharap proyek ini dapat menjadi percontohan dan rujukan bagi pengembangan bandara lainnya.
"Dengan dukungan teknis dan pengalaman dari GIZ serta komitmen dari PT Pelita Air Service, kami optimis bahwa Bandara Pondok Cabe dapat menjadi role model untuk implementasi teknologi hijau di bandara-bandara Indonesia," jelas Bagus.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan mengatakan bahwa implementasi konsep pembangunan berkelanjutan pada Bandara Pondok Cabe merupakan inisiatif yang dijalankan perusahaan untuk menguatkan peran dalam mewujudkan industri penerbangan lebih ramah lingkungan.
"Langkah yang dilakukan oleh PT Pelita Air Service merupakan kontribusinya dalam mendukung Pertamina mencapai target Net Zero Emission tahun 2060. Proyek kolaboratif ini merupakan peluang untuk mengembangkan Bandara Pondok Cabe sebagai salah satu bandara ramah lingkungan di Indonesia. Hal ini bukan hanya inisiatif jangka pendek, tetapi merupakan landasan penting dalam membawa perusahaan mewujudkan keberlanjutan di industri aviasi tanah air," ujar Dendy.
Sebagai pelaksana dari proyek ini, GIZ melalui program Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), bertujuan mendukung pembangunan ekosistem energi bersih yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Pelita Air dan Direktorat Jenderal EBTKE berkomitmen mencapai efisiensi energi serta pemanfaatan energi terbarukan di lingkungan bandara.
Upaya ini diharapkan dapat mempercepat transisi menuju bandara dengan jejak karbon rendah yang mendukung kelestarian lingkungan.
Project Coordinator untuk SETI GIZ Johannes Anhorn menyampaikan bahwa inisiatif ini sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
"Kami senang dapat berkolaborasi dengan EBTKE dan Pelita Air dalam inisiatif ini. Kami berkomitmen mendukung studi teknis, pengembangan kapasitas, dan fasilitasi teknologi yang diperlukan guna membantu menjadikan Bandara Pondok Cabe sebagai percontohan penerapan efisiensi energi dan pemanfaatan energi terbarukan di sektor penerbangan Indonesia," kata dia.
"Kemitraan ini adalah langkah penting dalam perjalanan kita menuju transisi energi, dan kami berharap dapat belajar dan berkembang bersama melalui upaya ini," lanjut Johannes.
Tak ketinggalan, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa proyek pengembangan Bandara Pondok Cabe sebagai bandara ramah lingkungan menjadi bukti peran aktif anak usaha Pertamina dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG's).
"Pelita Air sebagai anak usaha Pertamina turut berperan aktif dalam menjalankan inisiatif-inisiatif yang berdampak langsung pada capaian SDG's. Hal tersebut tentunya sejalan dengan penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina," tutup Fadjar.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini: