Jakarta, CNBC Indonesia - Media asing menyoroti RI di tengah kemenangan Donald Trump di pemilu Amerika Serikat (AS) 5 November. Salah satunya laman Reuters lewat artikel "Indonesia preparing scenarios to anticipate Trump's policies".
Dikatakan bahwa RI telah menyiapkan skenario khusus untuk mengantisipasi dampak kebijakan potensial dari terpilihnya kembali pebisnis asal New York itu. Mengutip Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu disebut bagaimana RI berusaha, tak hanya mengurangi dampak negatif, tapi juga menemukan peluang di bawah pemerintahan Trump.
Dijelaskan pula bahwa para ekonom telah memperingatkan rencana tarif Trump. Ini mungkin merupakan kebijakan ekonominya yang paling penting, akan mendorong tarif bea masuk AS kembali ke level era 1930-an, memicu inflasi, menghancurkan perdagangan AS-China, memicu pembalasan, dan secara drastis menata ulang rantai pasokan.
"Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam konferensi pers yang sama bahwa pemerintah akan memantau dengan cermat risiko perang dagang karena negara-negara kemungkinan bereaksi dengan mengenakan tarif impor yang lebih tinggi," muat laman itu.
"Indikator ekonomi menunjukkan ekonomi Indonesia tetap tangguh dengan konsumsi rumah tangga dan investasi yang kuat," tulisnya merujuk pernyataan Sri Mulyani.
Sementara itu merujuk Al-Jazeera, Asia Tenggara memiliki rasio perdagangan terhadap produk domestik bruto (PDB) rata-rata sebesar 90%, dua kali lipat dari rata-rata global. Perlu diketahui, selain 60% ke China, dalam kampanyenya Trump telah mengusulkan tarif menyeluruh sebesar 10-20% terhadap semua barang asing, yang otomatis akan mempengaruhi blok ini.
"Langkah-langkah tersebut akan memengaruhi ekonomi yang berorientasi ekspor di seluruh kawasan, termasuk yurisdiksi yang bersahabat dan bersekutu seperti Korea Selatan (Korsel), Jepang, Taiwan, dan Vietnam," tulis laman itu,
"Oxford Economics, sebuah firma konsultan, memperkirakan bahwa Asia non-China akan mengalami penurunan ekspor dan impor masing-masing sebesar 8 persen dan 3 persen, berdasarkan versi paling konservatif dari rencana Trump," tambahnya.
"Analis di London School of Economics and Political Science telah memperkirakan bahwa tarif Trump akan menyebabkan penurunan PDB China sebesar 0,68% dan kerugian PDB masing-masing sebesar 0,03% dan 0,06% untuk India dan Indonesia," katanya menyebut RI.
Sebelumnya kemenangan Trump dan kaitannya ke RI juga disinggung The Diplomat. Ini juga merujuk soal penjelasan Asia Tenggara yang menghadapi risiko penurunan ekspor ke AS akibat ancaman tarif Trump.
"Defisit perdagangan dan memperbaiki ketidakseimbangan tersebut adalah kunci janjinya (Trump) untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Amerika," muat laman itu dalam artikel "How Will the US Election Affect Southeast Asia's Economies?".
"Dengan kawasan yang mempertahankan surplus perdagangan hampir US$200 miliar dengan AS, akan menjadi kejutan jika Trump tidak mengambil langkah-langkah untuk mengurangi defisit ini, terutama dengan Vietnam dan Thailand, yang masing-masing memiliki surplus perdagangan US$105 miliar dan US$41 miliar dengan AS," muat analisisnya.
"Malaysia dan Indonesia juga mengalami surplus bilateral yang besar," tambahnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Menang Pilpres AS! Segini Nilai Kekayaannya
Next Article FBI: Penembakan Trump Adalah Percobaan Pembunuhan