Menteri Erick Buka Suara Soal BUMN Jumbo yang Akan Dikelola Danantara

1 week ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara mengenai rencana pemerintah membentuk badan super holding BUMN, yakni Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Seperti diketahui, Danantara digadang-gadang menjadi seperti Temasek milik Singapura.

Menurut Erick, pembentukan Danantara sesuai dengan roadmap atau peta jalan BUMN yang sudah berjalan hampir dua tahun.

"Sesuai dengan RUU BUMN yang sudah kita gulirkan hampir dua tahun sebelumnya kemarin, memang kan road map BUMN itu ke arah sana. Dan saya selalu bilang superholding penting itu. Jadi bukan sesuatu yang dia lihat, yang dia ganti gitu, jadi prosesnya sudah berjalan," kata Erick selepas penandatanganan jual beli emas batangan antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) di Jakarta, Kamis (7/11/2024).

Meskipun tidak merincikan secara gamblang, Erick menyebut ada tujuh perusahaan pelat merah yang akan dikonsolidasikan menjadi Danantara. Ketujuh perusahaan itu ia sebut memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Erick mengatakan saat ini PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah memberikan asetnya untuk menjadi kantor Danantara. "Ini [entitas Danantara] yang masih jadi kajian. Yang pasti, kami BUMN sudah memberikan tempat salah satu aset bank Mandiri. Cuman kalau tadi ini ditanya, Pak ini dealnya kapan?, Nah ini lagi kajian," kata Erick.

Ia juga belum dapat memastikan apakah nanti akan ada peraturan pemerintah atau undang-undang terkait Danantara.

"Nah sama Danantara ini masih dalam kajian. Apakah ada Peraturan Pemerintah-nya, apakah ada undang-undangnya, itu biar yang ahlinya" ucap Erick.

Ia mengatakan bahwa pembentukan Danantara masih dalam bentuk kajian. Adapun tujuh BUMN yang masuk ke superholding Danantara, Erick mengatakan itu sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyehatkan perusahaan plat merah.

Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, ketujuh BUMN yang akan dinaungi superholding tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Bila menggabungkan total aset tujuh BUMN tersebut, maka dana kelolaan Danantara pada tahap awal ini akan mencapai nyaris Rp9.000 triliun.

Erick juga belum dapat memastikan bagaimana bentuk dari Danantara. Baik itu akan menjadi superholding BUMN, sovereign wealth fund (SWF), atau bentuk kelembagaan lainnya.

"Kalau kami di BUMN senang [ada Danantara], kenapa? Karena artinya kinerja kita yang selama ini diapresiasi. Di mana tujuh BUMN besar ini dinyatakan sehat. Nah sisanya nanti ya kembali, memang garis tangan saya, restrukturisasi," pungkas Erick.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Peran MIND ID Dorong Implementasi Bisnis Tambang Berkelanjutan

Next Article Sedang Rapat di Komisi VI, Erick Thohir Mendadak Tinggalkan Ruangan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|