Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengumumkan rencana produksi emas batangan dari proyek smelter di Gresik yang akan dimulai pada minggu kedua bulan Desember. Hal tersebut menyusul beroperasinya proyek smelter milik PTFI yang berlokasi di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengungkapkan proyek Smelter di Gresik sendiri merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Adapun, dengan beroperasinya smelter ini, PTFI akan menghasilkan produk berupa emas dan perak batangan yang berasal dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR).
"Dan juga PMR yang juga sudah selesai dan sudah siap untuk memproduksi emas batangan itu akan mulai produksi minggu kedua di bulan Desember," ungkap Tony dalam penandatanganan jual beli emas batangan di Jakarta, dikutip Jumat (08/11/2024).
Menurut Tony, PMR ini diperkirakan mampu menghasilkan hingga 50-60 ton emas per tahun, tergantung pada kadar bijih yang ditambang. Selain emas, fasilitas ini juga akan memproduksi logam berharga lainnya, termasuk lebih dari 200 ton perak per tahun, 30 kg platinum, dan 375 kg palladium per tahun, serta mineral tambahan seperti selenium dan bismut.
"PMR ini adalah bukti bahwa kami serius melakukan hal ini dan kita bersama Antam telah terjadi kesepakatan diskusinya nggak alot tapi agak panjang karena dua duanya punya kepentingan yang sama ruang lingkupnya kira kira 30 ton yang akan di offtake kalau Antam butuh lebih kami juga siap," kata dia.
Seperti diketahui, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) resmi membeli 30 ton emas batangan dari smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur. Hal ini diperkirakan akan menghemat devisa negara hingga ratusan triliun rupiah.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menjelaskan bahwa kolaborasi antara kedua anak perusahaan MIND ID ini sangat penting. Sebab dengan tersedianya bahan baku emas dalam bentuk ingot dalam negeri, Antam tidak perlu lagi melakukan impor.
"Antam itu biasanya mengimpor bahan baku emas berupa ingot dalam jumlah fenomenal angkanya ratusan triliun. Tapi Insya Allah ke depan dengan sinergi ini Indonesia akan menghemat devisa karena tidak lagi harus importasi bahan baku usaha logam mulianya Antam," kata dia di tempat yang sama.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pemda Ugal-ugalan Belanja-Pabrik Jeep PHK Karyawan
Next Article Lewati Banyak Krisis, Ini Kunci Freeport Bertahan Lebih dari 50 Tahun