Penampakan Tekstil China Rp8,3 M Diselundupkan ke RI Lewat Kalimantan

3 hours ago 2

CNBC Indonesia News Foto News

FOTO

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia

05 February 2025 15:25

Ekspose hasil pengawasan barang impor ilegal di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (5/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Pemerintah kembali mengungkap aksi penyelundupan barang tekstil impor ilegal bernilai miliaran rupiah yang masuk ke Indonesia melalui Kalimantan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Ekspose hasil pengawasan barang impor ilegal di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (5/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Masuknya barang ilegal tanpa mengikuti ketentuan seperti ini adalah musuh bersama. Barang-barang ilegal inilah yang menghambat pertumbuhan industri kita, khususnya industri tekstil," tegas Budi Santoso di kantor Kemendag, Rabu (5/2). (CNBC Indonesia/Martyasri Rizky)

Ekspose hasil pengawasan barang impor ilegal di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (5/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Budi menuturkan, pengawasan dilakukan di Surabaya dan Patimban dengan total barang sitaan mencapai 1.663 koli atau senilai Rp8,3 miliar. Barang-barang tersebut berupa balpres berisi pakaian bekas, pakaian baru, serta kain gulungan yang diduga kuat masuk secara ilegal. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Ekspose hasil pengawasan barang impor ilegal di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (5/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Dia mengungkapkan, penindakan pertama dilakukan pada 13 Januari 2025 oleh Bakamla RI bersama BPTN Surabaya. Mereka berhasil mengamankan 463 koli balpres tekstil ilegal di gudang Jalan Kalimas Baru No. 60G, Surabaya. Selanjutnya, pada 30 Januari 2025, kapal KMP Ferindo 5 asal Pontianak dihentikan di Pelabuhan Patimban, Subang. Kapal ini membawa tiga truk bermuatan 1.200 koli balpres yang berisi pakaian bekas, pakaian baru, dan kain gulungan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Ekspose hasil pengawasan barang impor ilegal di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (5/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Barang-barang ini melanggar berbagai ketentuan, termasuk Permendag Nomor 40 Tahun 2022 tentang larangan impor dan ekspor barang tertentu, serta Permendag Nomor 8 Tahun 2024 tentang kebijakan impor," jelasnya. (CNBC Indonesia/Martyasri Rizky)


Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|