Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia, Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menegaskan komitmennya dalam menyediakan solusi pengobatan kanker yang berkualitas tinggi dan terjangkau. Untuk itu, perusahaan biofarmasi lokal ini senantiasa mengembangkan dan memproduksi obat-obatan yang dapat diakses oleh seluruh pasien kanker di Indonesia.
Business Development Therapeutic Director Etana Randy Stevian mengungkapkan, saat ini Etana telah memproduksi satu produk yakni Bevacizumab. Ini merupakan produk terapi target berbasis monoclonal antibodies yang berfungsi menghambat pertumbuhan pembuluh darah pada tumor, sehingga menjadi salah satu langkah penting dalam terapi kanker.
"Etana merupakan perusahaan biofarmasi pertama di Indonesia yang memproduksi Bevacizumab melalui transfer teknologi," ujar Randy dalam keterangan resminya, Selasa (5/2/2025).
Selain Bevacizumab, Etana juga sedang mengembangkan lebih banyak produk monoclonal antibodies untuk terapi kanker yang lebih terjangkau. Pada masa mendatang, Etana berencana mengembangkan berbagai produk terapi kanker berbasis teknologi tinggi yang diproduksi langsung di dalam negeri.
Selain itu, perusahaan ini akan memperluas jangkauan penjualan ekspor ke negara-negara ASEAN dan Timur Tengah dengan fasilitas yang tersertifikasi halal.
"Kami optimis, ke depan, baik Etana maupun perusahaan-perusahaan biofarmasi lainnya di Indonesia akan bisa bersinergi, bisa juga mendukung pemerintah dalam penyediaan obat-obat yang jauh lebih terjangkau dan tentunya mendukung program pemerintah ketahanan nasional," ungkap Randy.
Di samping itu, Randy menegaskan, Etana juga berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesadaran tentang deteksi dini kanker yang merupakan tantangan besar di Indonesia.
"Tantangan terbesar tidak hanya industri akan tetapi bagaimana mengedukasi masyarakat dalam mendapatkan informasi yang baik tentang pengobatan kanker," ungkapnya.
Lantas, sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses pengobatan kanker, Etana aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, asosiasi kedokteran, dan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan pasien.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Sepak Terjang Nathan Tirtana, Nakhoda Industri Biofarmasi Lokal
Next Article Geger Kondom Trojan Berbahaya, Ada Kimia Beracun-Picu Kanker