Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana merger antara dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, dilaporkan batal. Hal ini disampaikan oleh seorang sumber kepada Nikkei, Rabu (5/2/2025).
Dalam informasi sumber tersebut, diungkapkan bahwa merger ini batal lantaran Honda menjajaki kemungkinan Nissan untuk menjadi anak perusahaan. Hal ini berbeda dengan niatan awal merger yang memposisikan sebagai penggabungan yang setara.
"Honda telah menjajaki kemungkinan Nissan untuk menjadi anak perusahaan. Pengaturan tersebut menyimpang dari semangat perundingan yang awalnya dibingkai sebagai penggabungan yang setara," kata sumber tersebut.
Saham Nissan anjlok lebih dari 4% sebelum perdagangan dihentikan sementara oleh Bursa Efek Tokyo menyusul laporan tersebut. Saham Honda terus diperdagangkan dan ditutup naik lebih dari 8%, sebagai tanda kelegaan investor bahwa kesepakatan itu akan dibatalkan.
Honda, produsen mobil terbesar kedua di Jepang, dan Nissan, produsen terbesar ketiga, tahun lalu mengatakan mereka tengah berdiskusi untuk merger dan membentuk produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ancaman besar dari BYD asal China dan pendatang EV lainnya.
Menanggapi laporan ini, Nissan dan Honda mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa laporan Nikkei tidak didasarkan pada informasi yang diumumkan oleh perusahaan dan bahwa mereka bermaksud untuk menyelesaikan arah masa depan pada pertengahan Februari dan mengumumkannya pada saat itu juga.
Perkembangan tersebut menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana Nissan yang terpukul keras dapat mengatasi krisis terbarunya tanpa bantuan eksternal. Nissan sedang menjalankan rencana pemulihan, yang bertujuan untuk memangkas 9.000 karyawan dan 20% dari kapasitas global.
"Honda, dengan nilai pasar hampir lima kali lebih besar dari Nissan, semakin khawatir tentang kemajuan saingannya yang lebih kecil dalam rencana pemulihan," kata sumber lainnya.
Pembicaraan kerja sama itu bertepatan dengan gangguan yang ditimbulkan oleh potensi tarif dari Presiden AS Donald Trump. Tarif terhadap Meksiko akan lebih menyakitkan bagi Nissan daripada bagi Honda atau Toyota.
"Investor mungkin khawatir tentang masa depan (dan) pemulihan Nissan. Nissan juga memiliki risiko paparan tarif AS-Meksiko yang lebih besar daripada Honda dan Toyota," kata analis Morningstar, Vincent Sun.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Sah! Honda dan Nissan Mulai Jajaki Kerja Sama
Next Article Video : Honda-Nissan Mau Merger, Tantang Mobil China?