Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia disinyalir memiliki sumur-sumur minyak dan gas bumi (migas) yang sudah lama tidak beroperasi, namun masih memiliki potensi untuk berproduksi (sumur idle).
PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN sektor minyak dan gas bumi mengungkapkan akan meningkatkan produksi migas nasional dengan mendorong produksi sumur-sumur idle, maupun mempercepat pengembangan lapangan-lapangan migas baru, seperti Blok Migas Masela di Maluku hingga Blok Migas Andaman di Aceh.
"Kita banyak kan Pak, tempat-tempat yang mungkin dari dulu belum jalan, kita akan usahakan secepat. Masela kita dorong, Andaman kita dorong. Tempat-tempat lain masih banyak. Jadi saya pikir, fokus kita ke situ," jelas Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri, saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Jumat (8/11/2024).
Simon mengungkapkan, pihaknya akan memaksimalkan potensi produksi lapangan migas Andaman. Saat ditanya apakah Pertamina akan masuk mengelola Andaman, Simon mengatakan pihaknya akan bekerja sama untuk melakukan yang terbaik.
"Andaman ya, semua kita kerja sama, kita lakukan yang terbaik," jawab Simon saat ditanya apakah Pertamina akan masuk lapangan migas Andaman.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa syukurnya atas kekayaan alam yang dimiliki Indonesia khususnya gas bumi. Hal tersebut menyusul adanya temuan baru berupa ladang gas terbesar di Andaman.
"Kita bersyukur kita diberi kekayaan alam luar biasa. Minggu demi minggu bulan demi bulan ketemu lagi, kita baru ketemu ladang gas terbesar di Andaman," ujar Prabowo dalam acara BNI Investor Daily Summit, Rabu (9/10/2024).
Prabowo memproyeksikan temuan gas di Andaman tersebut memiliki potensi mencapai 8-12 triliun kaki kubik (TCF). Meski demikian, dia tidak memerinci Blok Andaman mana yang dimaksud.
Prabowo sempat mengungkapkan bahwa aset-aset negara yang berupa sumber daya alam sebetulnya sangat melimpah, mulai dari yang berada di sektor energi, seperti cadangan minyak hingga gas.
Sumber cadangan minyak dan gas bumi itu kata dia selama ini belum termanfaatkan, padahal bersemayam di ladang-ladang minyak atau gas peninggalan Belanda.
"Kita diberi kekayaan alam yang luar biasa. Minggu demi minggu, bulan demi bulan ketemu lagi, ketemu lagi. Kita baru ketemu ladang gas salah satu yang terbesar di Andaman, beritanya 8-12 TCF (trillion cubic feet), bisa lebih. Kita baru ketemu lagi, ladang-ladang di bekas-bekas Belanda, ternyata cadangannya masih banyak.," ucap Prabowo.
Perlu diketahui, berdasarkan data Kementerian ESDM, Wilayah Kerja (WK) atau Blok Migas Andaman terdiri dari 3 WK yaitu Andaman I yang dikelola oleh Mubadala Petroleum RSC Ltd, Andaman II oleh Premier Oil Andaman Ltd dan Andaman III oleh Repsol Andaman B.V. Potensi masing-masing blok migas tersebut diperkirakan rata-rata 6 TCF.
Sementara Blok Masela dikelola oleh Inpex Masela Ltd (65%), kemudian 35% dimiliki oleh Pertamina dan Petronas. Pertamina dan Petronas resmi masuk sebagai pemegang hak partisipasi Blok Masela pada 25 Juli 2023, mengambil alih dari Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) yang memutuskan hengkang dari proyek ini. Blok Masela diperkirakan memiliki potensi cadangan gas yang sangat besar, mencapai 10,73 TCF.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lifting Minyak 10 Tahun Jokowi Terus Turun, Apa Masalahnya?
Next Article Produksi Migas Pertamina Tumbuh 8% di 2023, Lebih dari 1 Juta Barel!