Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada pembukaan pasar malam ini, Kamis (11/7/2024) melanjutkan penguatan tipis dan kembali mencetak rekor tertinggi.
Indeks S&P 500 naik 0,4%. Indeks Nasdaq Composite naik 0,9%. Sementara Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) cenderung stagnan. Ketiga indeks utama mencapai rekor tertinggi harian dalam pembukaan perdagangan malam ini.
Penguatan pasar keuangan masih diwarnai kemenangan telak Donald Trump dalam pemilihan presiden. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve pada Kamis sore waktu AS setempat atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Kemenangan Trump dalam pemilu AS mendorong lonjakan saham yang membuat indeks blue-chip Dow melonjak lebih dari 1.500 poin. Indeks S&P 500 melesat 2,53%, mencatatkan hari terbaiknya pasca pemilu dalam sejarah.
Melansir CNBC, Scott Helfstein, kepala strategi investasi di Global X ETFs mengatakan "Hasilnya sudah jelas dan pasar keuangan bisa sedikit bernapas lega tanpa khawatir tentang proses pemilihan yang berkepanjangan,"
Scott melanjutkan "Investor harus tetap berhati-hati terhadap reaksi berlebihan atau kurang terhadap berita geopolitik. Peristiwa ini biasanya dapat menyebabkan pergerakan besar pada harga aset, tetapi fundamental akan menjadi penentu dalam jangka panjang."
Dari sisi konstituen saham teknologi besar terpantau bergerak naik, dengan Apple dan Nvidia masing-masing naik lebih dari 1%.
Sementara untuk sektor keuangan, saham JPMorgan Chase turun 2%, dan American Express turun 1,7%, membebani indeks Dow.
Pada malam ini, para pelaku pasar masih akan memantau dengan cermat keputusan suku bunga Federal Reserve dan konferensi pers Ketua Jerome Powell. Saat ini, menurut alat Fed Watch dari CME Group peluang pemangkasan suku bunga menunjukkan kemungkinan 100%.
Richard Flynn, Managing Director di Charles Schwab UK mengungkapkan ."Sulit untuk mengatakan apakah pelonggaran ini akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang sampai situasi stabil setelah pemilu AS dan dampaknya terhadap inflasi dan mata uang menjadi lebih jelas,"
"Namun dalam jangka pendek, kami berharap pengumuman hari ini dapat memberikan sedikit kejelasan bagi investor setelah dua minggu penuh dengan peristiwa yang menggerakkan pasar."
Penurunan suku bunga pada Jumat dini hari nanti akan menjadi pemotongan kedua berturut-turut setelah penurunan oleh The Fed pada bulan September, yang merupakan pemotongan pertama sejak 2020.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Ambruk Nyaris 2%, Efek Trump Menang
Next Article Wall Street Dibuka Sumringah, S&P 500 dan Nasdaq Cetak ATH Baru!