RI Kebut Sederet Perjanjian Internasional, 3 Negara Ini Fokus Utama

1 week ago 8

Tangerang, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan setidaknya ada tiga perundingan perjanjian dagang yang tengah dikebut Kementerian Perdagangan (Kemendag). Yaitu perjanjian dagang antara Indonesia dengan Peru, Kanada, dan Eurasia.

"Kita tahun ini, 3 bulan belakang ini kita ingin mempercepat perundingan dengan Peru, Kanada, dan Eurasia. Ya kalau ada beberapa perundingan yang tinggal ratifikasi secepatnya akan kita proses," kata Budi saat peluncuran kontainer ekspor ke-400 ribu Mayora Group di Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa (5/11/2024).

"Tetapi gini, perundingan perdagangan itu (harapan) output kita bukan hanya dokumen perundingan. Tetapi outcome-nya apa? Jadi kalau kita berunding tetapi ternyata tidak menguntungkan ya, ya jangan di ini. Ya harus menguntungkan, saling menguntungkan lah kita dengan mitra negara lain. Jadi output-nya adalah outcome dari hasil perjanjian nanti," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah Indonesia sedang memproses negosiasi dalam perjanjian dagang dengan negara lain. Salah satunya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA).

Proses negosiasi perjanjian dagang ini sudah berlangsung bertahun-tahun namun belum juga menemui kesepakatan yang konkrit. Sebelumnya pemerintah menargetkan sebelum rezim Jokowi lengser maka perjanjian dagang ini tuntas, namun hingga kini masih belum.

"Perjanjian perdagangan dari Kementerian Perdagangan, selain pengamanan pasar negeri, pasar dalam negeri, juga perjanjian-perjanjian yang diminta untuk diakselerasi, yaitu EU dengan EU-CEPA, kemudian juga dengan Kanada dan Peru. Nah tentu ini yang akan terus didorong," sebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Indonesia saat ini juga mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari blok BRICS. Indonesia sebelumnya telah diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra BRICS. Selain Indonesia, 12 negara lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.

Bukan hanya itu.  Indonesia juga siap bergabung menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Lalu terakhir adalah pemerintah telah mengajukan permohonan masuk Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau CPTPP. Perjanjian tersebut diharapkan dapat memperluas kemitraan dagang RI di kancah internasional sekaligus meningkatkan kinerja ekspor domestik.

CPTPP merupakan perkembangan dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang tidak pernah diratifikasi karena penarikan diri Amerika Serikat. Perjanjian dagang tersebut dilakukan antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

"Dan juga proses aksesi daripada BRICS, OECD, dan CPTPP," sebutnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gantikan Zulhas Jadi Mendag, Budi Santoso Dapat Tugas Ini

Next Article Kata Zulhas Soal Serbuan Barang Impor Hingga Nasib CPO & Nikel RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|