Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Garuda potensi bersiap melanjutkan penguatan lantaran suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) kembali dipangkas.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup melesat hingga 0,60% ke level Rp15.730/US$ pada akhir perdagangan Kamis (07/11/2024). Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.805 hingga Rp15.730/US$.
Penguatan rupiah seiring dengan indeks Dolar AS (DXY) tercatat melemah 0,24% pada pukul 15.00 WIB kemarin, di posisi 104,83, turun dari posisi penutupan sehari sebelumnya yang berada di 105,08.
Salah satu faktor penguatan rupiah kemarin adalah posisi cadangan devisa Indonesia yang masih tebal.
Cadangan devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi US$151,2 miliar pada Oktober 2024. Kenaikan cadangan devisa ini memberi tambahan ketahanan ekonomi bagi Indonesia dan meningkatkan kepercayaan investor.
Menurut Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D, Senior Economist dari SSI Research, Cadangan devisa yang tinggi menunjukkan kemampuan Indonesia dalam menutupi kebutuhan impor selama lebih dari enam bulan dan membayar kewajiban utang luar negeri.
Cadangan devisa ini tidak hanya menjadi jaring pengaman finansial, tetapi juga penting untuk menjaga kepercayaan investor di tengah tekanan global dan menjaga stabilitas ekonomi.
Ia juga menambahkan bahwa dengan posisi cadangan yang kuat ini, Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk menjaga kebijakan suku bunga acuan, meskipun terdapat tekanan geopolitik yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah.
Cadangan devisa ini juga diharapkan dapat menjadi bantalan terhadap potensi guncangan global, seperti pergerakan modal atau volatilitas harga komoditas, yang dapat berdampak pada ekonomi nasional.
Selain itu, kabar positif dari pemangkasan suku bunga the Fed sebesar 25 bps yang merupakan kedua kali pada tahun ini bisa menjadi gairah pada pasar keuangan hari ini.
Suku bunga yang diturunkan akan membuat dolar AS melandai yang kemudian membuat mata uang emerging market menguat, termasuk rupiah. Hal ini juga bisa menghantarkan dana asing masuk lagi ke RI.
Teknikal Rupiah
Penguatan rupiah kemarin akhirnya membuat tren berbalik menjadi konsolidasi setelah sebelumnya dalam tren melemah.
Jika penguatan masih bisa berlanjut, posisi yang potensi diuji selanjutkan ada di support Rp15.685/US$ yang didapatkan dari low candle intraday 30 Oktober 2024, sekaligus bertepatan dengan garis MA200.
Sementara itu, area resistance atau potensi pembalikan arah melemah patut diantisipasi di Rp15.775/US$ yang didapatkan dari high candle intraday 29 Oktober 2024.
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Simak! Proyeksi IHSG & Rupiah Pekan Depan
Next Article Prospek Rupiah Hari Ini : Digoyang Reshuffle - Prospek Suku Bunga!