Jakarta, CNBC Indonesia- PT Thorcon Power Indonesia memainkan peran penting sebagai salah satu perusahaan nuklir, terutama dalam mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Seperti yang diketahui, nuklir menjadi energi alternatif yang didorong untuk mencapai target transisi energi. Ini mengingat, dunia tengah fokus menjalankan transisi energi dari fosil ke arah energi baru terbarukan (EBT). Salah satu sumber energi hijau yang digunakan dalam inisiatif ini adalah nuklir.
Direktur Operasi PT Thorcon Power Indonesia, Bob S. Effendi menuturkan, banyak sekali tonggak pencapaian (milestone) yang berhasil diraih oleh Thorcon di Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini. Salah satunya adalah rampungnya proposal feasibility studies (FS) terkait PLTN dan telah diserahkan kepada Dewan Energi Nasional.
"Memang banyak perusahan lain yang mengatakan akan membangun PLTN, namun mereka masih omon-omon dan belum melakukan apapun. Sementara itu, kami sudah lakukan FS dan lain-lain, itu yang pertama, artinya kami berada 2-3 tahun di depan yang lainnya, dan kami sudah selesaikan macam-macam studi," ungkap dia kepada CNBC Indonesia, ditulis Selasa (5/11/2024).
Terbukti, sebagai salah satu perusahaan nuklir di Indonesia, PT Thorcon Power Indonesia terus mendorong pembangunan PLTN di Indonesia. Tiga tahun sejak didirikan pada 2021, berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengakselerasi pengembangan PLTN, termasuk penyelesaian FS atau feasibility studies terkait PLTN.
Pada Agustus 2024, PT Thorcon Power Indonesia telah menyerahkan proposal PLTN pertama di Indonesia ke Dewan Energi Nasional. Ditargetkan pada Desember 2024 mendatang PT Thorcon Power Indonesia akan mendaftarkan pertama untuk tapak PLTN.
Sebagaimana diketahui, PT Thorcon Power Indonesia tengah menyiapkan pengembangan PLTN di Pulau Kelasa yang berjarak 32 km dari Pulau Babel. PLTN ini direncanakan akan beroperasi pada 2030-2031 mendatang dengan investasi mencapai Rp 17 triliun.
"Kenapa kita pilih itu, karena kita sadari kecemasan dari masyarakat meski kita menjamin teknologi kita aman, yang menjamin kemungkinan seperti Fukushima itu 0, tapi kecemasan ada, makanya kita pilih pulau yang jauh dan tidak berpenghuni, milestone itu juga sudah selesaikan studi tapak. InsyaAllah awal Desember, kita akan mendaftarkan tapak pertama untuk PLTN, ini akan historis karena belum pernah ada," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Sugeng Sumbarjo menilai, penggunaan nuklir menjadi sangat penting dalam mendorong pemanfaatan energi ramah lingkungan dan capaian net zero emissions (NZE) pada 2060. Pasalnya, nuklir memiliki karakteristik tidak menghasilkan emisi, murah, efisien dan konsisten, dalam menghasilkan energi dibanding dengan sumber energi ramah lingkungan lainnya. Bahkan, nuklir juga dianggap sebagai sumber energi penyangga masa kini dan masa depan.
"Kalau ditanya seberapa penting, pembangkit listrik tenaga nuklir harus ada, target NZE itu di 2060. NZE ini artinya emisi yang dikeluarkan seimbang dengan yang terdampak untuk mencapai itu. Pembangit nuklir harus menjadi salah satu bauran, untuk mendukung kebutuhan energi di masa depan, karena nuklir itu bersih dan tidak mengeluarkan emisi karbon sama sekali," jelasnya.
Senada, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan, kebutuhan energi pada masa mendatang dan NZE 2060, masih tidak bisa dipenuhi secara utuh jika hanya mengandalkan EBT seperti matahari, angin, panas bumi, dan seterusnya. Artinya, Indonesia juga tetap membutuhkan Nuklir.
"Untuk NZE tanpa nuklir sukar, ingat, listrik per kapita kita itu 1200 kw/h, target dewan energi nasional itu 5000 kw/kapita, 4x lipat, untuk capai itu dengan jumlah penduduk 2050 jadi 320 juta, bisa kita hitung, maka kita butuh listrik yang besar dan bersih, maka nuklir yang bestlot dan jangka panjang menjadi murah per kapitanya. Thorcon hitung dengan teknologi sekarang sudah seperti PLTU batu bara, dijual 1000 rupiah per kwh. Ini termasuk murah dan kompetitif dengan energi fosil sekalipun," pungkas dia.
Sebagai informasi, PT Thorcon Power Indonesia belum lama ini mengganti logo dengan yang baru. Logo tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam menyediakan EBT di Indonesia, apalagi dengan pemerintahan baru.
Saat ini, Thorcon percaya pembangkit nuklir bisa diakselerasi sesuai harapan Presiden RI Prabowo Subianto, dalam 10 tahun mendatang sudah punya PLTN.
(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:
Rayakan 3 Tahun Berdiri, Thorcon Dorong Pembangunan PLTN Merah Putih
Next Article Rencana RI Bangun Energi Nuklir Terungkap, Ini Kisi-Kisinya