Trump Menang Pilpres, Asing 'Timbun' Duit di Pasar Modal dan Bitcoin

1 month ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil pemilu yang diumumkan pada Selasa, (5/10/2024) malam menunjukkan sinyal positif bagi Trump, meskipun beberapa negara bagian belum mengumumkan hasil mereka. Partai Republik diperkirakan akan merebut kembali kendali Senat, dengan mengambil kursi di West Virginia dan Ohio.

Pada hari itu pula, perdagangan saham berjangka melonjak dan imbal hasil Treasury AS meningkat tajam. Para investor mulai beralih ke perdagangan yang mungkin menguntungkan jika mantan Presiden Donald Trump memenangkan pemilihan presiden.

Saham perusahaan Trump Media & Technology, yang dikenal sebagai DJT, juga melonjak. Selain itu, dolar AS, bitcoin, dan saham Tesla-investasi yang terkait dengan prospek Trump-juga mengalami kenaikan signifikan.

Futures yang terkait dengan tiga indeks saham utama meningkat, dengan S&P 500 naik 1,2%. Sementara itu, saham di indeks Russell 2000, yang seringkali lebih sensitif terhadap perubahan ekonomi, naik 2,6%.

Para investor menjual obligasi, yang menyebabkan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun melonjak hingga di atas 4,4%. Sementara itu, selisih imbal hasil antara obligasi Treasury biasa dan obligasi Treasury yang dilindungi inflasi melebar, menunjukkan kekhawatiran terhadap potensi inflasi.

Indeks Dolar WSJ, yang mengukur dolar AS terhadap16 mata uang lainnya, naik sekitar 1,6%. Di sisi lain, peso Meksiko anjlok 2,9% terhadap dolar, mencapai level terendah sepanjang tahun ini, karena kekhawatiran akan kebijakan tarif yang mungkin diberlakukan Trump.

Harga Bitcoin mendekati $75.000, melampaui rekor tertinggi sebelumnya dari Maret. Trump telah menyatakan keinginannya menjadikan AS sebagai "ibu kota kripto dunia" dan berjanji membentuk "cadangan strategis Bitcoin."

Saham Tesla melonjak setelah CEO Elon Musk, salah satu pendukung kuat Trump, menyumbangkan puluhan juta dolar untuk super PAC pro-Trump. "Perdagangan terkait Trump semuanya berjalan baik," kata Danny Kirsch, kepala opsi di Piper Sandler.

Pasar saham telah mengalami kenaikan sepanjang tahun ini menjelang pemilu, yang sering kali memicu volatilitas pasar saham. Indeks S&P 500 telah naik 21%, berpotensi mencatat kinerja terbaik untuk tahun pemilu sejak 1936 ketika Franklin Roosevelt menjabat.

Kemenangan Trump diperkirakan akan menghasilkan campuran kebijakan yang tidak terduga. Pemangkasan pajak dan pelonggaran regulasi dapat meningkatkan laba perusahaan, namun kebijakan tarif yang lebih tinggi dan pengetatan imigrasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mendorong inflasi.

Salah satu fokus utama investor adalah prospek defisit anggaran federal. Jelang pemilu, penurunan harga obligasi AS dipicu oleh data ekonomi yang kuat dan meningkatnya kemungkinan kemenangan Trump.

Banyak investor meyakini kebijakan pro-pemotongan pajak Trump akan meningkatkan defisit lebih besar dibandingkan agenda Kamala Harris. Namun, kebutuhan pemerintah untuk meminjam bisa meningkat terlepas dari siapa yang menang.

Volatilitas pasar obligasi juga meningkat, dengan Indeks ICE BofAML MOVE melonjak ke level tertinggi tahun ini pada hari Senin. Ini menunjukkan bahwa para pedagang mempersiapkan diri untuk pergerakan yang lebih besar di masa mendatang.

Arthur Bass, direktur di Wedbush Securities, mencatat adanya taruhan bearish pada obligasi di pasar derivatif, dengan ekspektasi penjualan besar akan terus berlanjut. Sementara itu, beberapa investor enggan bertaruh besar menjelang pemilu, khawatir dengan reaksi pasar yang tak terduga seperti yang terjadi pada pemilu 2016.

Karena hasil pemilu mungkin belum akan diketahui selama beberapa hari, beberapa pedagang memperkirakan pergerakan pasar yang besar sepanjang pekan ini. Para trader memperkirakan adanya pergerakan sekitar 1,8% di salah satu ETF terbesar yang melacak S&P 500 pada hari Rabu dan pergerakan serupa sepanjang pekan ini.

Sebelumnya diketahui, pasar saham telah berkembang di berbagai situasi politik. Indeks S&P 500 naik 64% dari pemilu 2016 yang dimenangkan Trump hingga kekalahannya pada 2020, dan sejak saat itu telah naik tambahan 65% hingga penutupan Selasa ini.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Respons Positif Kabinet Prabowo, IHSG Menguat 7 Hari Beruntun

Next Article Produk Gabungan ETF BTC & ETH Bikin Geger, Pasar Kripto Pesta Pora

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|