Ada Bahan Bakar Pengganti LPG, RI Bisa Hemat Subsidi Rp 5,6 Triliun

1 month ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia berpotensi menghemat anggaran subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) hingga Rp 5,6 triliun per tahun pada 2030 mendatang.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, hal itu bisa dilakukan melalui program jaringan distribusi gas bumi untuk pelanggan rumah tangga (jargas) yang saat ini juga tengah digencarkan oleh pemerintah. Program jargas ini nantinya bisa menggantikan konsumsi LPG sebagai alternatif bahan bakar.

Maklum, produksi LPG di Indonesia belum bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan LPG dalam negeri. Akibatnya, pemerintah masih mengocek dana besar untuk mengimpor LPG di Indonesia. Apalagi, sebagian besar konsumsi LPG di masyarakat juga disubsidi pemerintah melalui LPG 3 kg.

Dia menyebut, potensi penghematan subsidi tersebut bila jargas sudah terpasang pada 5,5 juta sambungan rumah (SR) hingga 2030 mendatang.

"Target pengembangan jargas tahun 2030 sebanyak 5,5 juta sambungan rumah (SR) yang diharapkan dapat menurunkan impor LPG sebesar 550 KTPA dan menghemat subsidi sebesar kurang lebih Rp 5,6 triliun per tahun," katanya dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Yuliot mengatakan, masyarakat yang sudah memasang jargas telah mencapai lebih dari 1 juta sambungan rumah (SR) per September 2024 ini.

Detailnya, Yuliot mengatakan, jargas menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah tersambung pada 703.000 SR, lalu ditambah dengan jargas tanpa dana APBN telah terpasang pada sebanyak 400.000 SR.

"Peningkatan pemanfaatan gas bumi pada sektor industri maupun rumah tangga melalui jargas. Sampai dengan September 2024, telah terpasang jargas APBN sebanyak 703 ribu SR, dan Jargas non APBN sebanyak 400 rib SR," bebernya.

Sebagaimana diketahui, ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG dari tahun ke tahun rupanya semakin parah. Hal tersebut tentunya membuat beban keuangan negara semakin berat.

Berdasarkan data dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023, impor LPG sepanjang 2023 telah tembus 6,950 juta ton atau sekitar 79,7% dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,710 juta ton.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,13% apabila dibandingkan realisasi impor LPG 2022 yang tercatat hanya sebesar 6,739 juta ton. Adapun jika menengok dalam 10 tahun terakhir, impor LPG RI terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.


(wia/wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bangun Pabrik LPG 2 Juta Ton Demi Tekan Impor, RI Sudah Siap?

Next Article Demi Subsidi Terkendali, PGN Dukung Jaringan Gas untuk Rumah Tangga

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|