Ada Kabar dari China, Harga Minyak Dunia Kembali Melejit

2 months ago 25

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia berbalik arah usai kembali memanasnya konflik di wilayah Timur Tengah hingga pemangkasan suku bunga Bank Sentral China yang dapat mendorong permintaan minyak.

Pada perdagangan Senin (21/10/2024), harga minyak mentah WTI berjangka tercatat melesat 1,94% di level US$70,56 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah Brent yang tercatat naik 1,68% di level US$74,29 per barel.

Sementara itu, pada awal perdagangan hari ini Selasa (22/10/2024), harga minyak mentah WTI berjangka dibuka melemah tipis 0,10% di level US$70,49 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah Bret yang dibuka turun 0,28% di level US$74,08 per barel.

Harga minyak ditutup melesat hampir 2% pada perdagangan Senin, pulih dari penurunan lebih dari 7% pada minggu lalu, tanpa meredanya pertempuran di Timur Tengah dan perkiraan pembalasan Israel terhadap Iran yang membuat pasar khawatir tentang pasokan dari wilayah tersebut.

Pasukan Israel mengepung rumah sakit dan tempat penampungan bagi para pengungsi di Jalur Gaza utara pada hari Senin, menurut petugas medis, saat mereka meningkatkan operasi melawan militan Palestina. Israel juga melakukan serangan terarah di lokasi milik cabang keuangan Hizbullah di Lebanon.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan kembali mendesak gencatan senjata saat ia menuju Timur Tengah pada hari Senin, menurut Departemen Luar Negeri, berusaha memulai negosiasi untuk mengakhiri perang Gaza dan juga meredakan konflik yang meluas di Lebanon.

Utusan Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Lebanon di Beirut mengenai syarat gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, menurut dua sumber kepada Reuters.

"Harga minyak mentah berjangka naik pada hari Senin karena pertempuran yang meningkat terus berlanjut di Timur Tengah, Israel juga bersiap untuk lebih banyak serangan balasan yang kemungkinan akan dilakukan terhadap Iran," ujar Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

"Penjualan minyak mentah selama dua minggu terakhir sebagian besar karena likuidasi jangka panjang karena pasar minyak mentah terus mencari keseimbangan antara permintaan yang melambat dan kerusuhan yang terus berlanjut di Timur Tengah," tambahnya.

Adapun, China pada hari Senin memangkas suku bunga pinjaman acuan seperti yang diantisipasi, bagian dari stimulus ekonomi yang lebih luas untuk menghidupkan kembali perekonomian negara tersebut.

Data pada hari Jumat menunjukkan ekonomi China tumbuh pada laju paling lambat sejak awal 2023 pada kuartal ketiga, yang memicu meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan minyak.

Pertumbuhan permintaan minyak China diperkirakan akan tetap lemah pada tahun 2025 meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini dari Beijing karena ekonomi nomor dua di dunia itu mengelektrifikasi armada mobilnya dan tumbuh pada laju yang lebih lambat, menurut kepala Badan Energi Internasional pada hari Senin.

CEO Saudi Aramco mengatakan pada sebuah konferensi energi di Singapura pada hari Senin bahwa dia masih "cukup optimis" terhadap permintaan minyak China mengingat peningkatan dukungan kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan, dan pada meningkatnya permintaan bahan bakar jet dan bahan kimia cair.

Sementara itu, Presiden Bank Sentral The Federal Minneapolis Neel Kashkari pada hari Senin mengulangi bahwa ia mengharapkan pemotongan suku bunga yang "sederhana" selama beberapa kuartal mendatang, meskipun pelemahan tajam pasar tenaga kerja dapat mendorongnya untuk mengadvokasi pemotongan suku bunga yang lebih cepat.

Suku bunga yang lebih rendah memangkas biaya pinjaman, yang dapat memacu aktivitas ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Badan Informasi Energi AS mengatakan minggu lalu bahwa produksi ladang minyak mingguan naik sebesar 100.000 barel per hari ke rekor 13,5 juta barel per hari selama minggu yang berakhir pada 11 Oktober.

Stok minyak mentah AS kemungkinan naik sekitar 100.000 barel pada minggu lalu, sementara persediaan sulingan dan bensin terlihat turun.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Timur Tengah Kian Panas, Waspada Harga Komoditas Naik

Next Article Badai Beryl Hingga Upaya Gencatan Senjata Dorong Harga Minyak Turun

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|