Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah lembaga pemikir kebijakan di China meminta Beijing untuk menerbitkan obligasi negara senilai 2 triliun yuan atau setara dengan US$ 280 miliar (Rp 4.340 triliun) untuk membentuk sebuah dana stabilisasi pasar saham.
Mengutip laman Reuters, proposal dari Institute of Finance & Banking yang terafiliasi dengan Chinese Academy of Social Sciences (CASS), dana semacam ini dapat menstabilkan pasar melalui pembelian dan penjualan saham-saham blue-chips dan exchange-traded funds (ETFs).
Proposal ini merupakan bagian dari laporan triwulanan terkait ekonomi Cina. CASS sendiri merupakan organisasi akademis utama China, meskipun tidak jelas apakah atau bagaimana proposal ini akan mempengaruhi kebijakan.
Ketika ditanya mengenai potensi pembentukan dana stabilisasi pasar saham bulan lalu, kepala bank sentral China, Pan Gongsheng, mengatakan kepada para wartawan bahwa sebuah studi mengenai proposal tersebut sedang dilakukan.
Sebagai informasi, stimulus kebijakan China baru-baru ini telah memicu reli saham yang hebat, meskipun euforia tersebut telah berubah menjadi kewaspadaan dalam beberapa minggu terakhir.
Saham-saham blue-chip China telah naik sekitar 24% selama sebulan terakhir.
Institute of Finance & Banking juga mengusulkan lebih banyak investasi dengan modal jangka panjang untuk menstabilkan pasar. Sebagai contoh, China dapat menaikkan batas atas investasi saham oleh perusahaan-perusahaan asuransi dan dana pensiun nasional, usul lembaga tersebut.
China telah memperkenalkan kebijakan-kebijakan untuk mendorong investasi saham institusional. Jumat lalu, bank sentral China memulai dua skema pendanaan yang pada awalnya akan memompa sebanyak 800 miliar yuan (Rp 1.753 triliun) ke dalam pasar saham.
Lewat skema ini, pialang, perusahaan asuransi dan manajer aset dapat memiliki akses yang lebih mudah ke likuiditas untuk pembelian saham, sementara perusahaan-perusahaan yang terdaftar dan para pemegang saham utama mereka dapat memanfaatkan pinjaman PBOC yang murah untuk pembelian kembali saham dan peningkatan kepemilikan.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Stimulus China, The Fed Hingga Perang Bikin Cemas, Rupiah Loyo!
Next Article PTPP Tawarkan Obligasi Berkelanjutan Rp 1,5 T, Segini Kuponnya!