AHY Temukan 2 Masalah Serius Usai Blusukan di Kalibaru, Ini Solusinya

1 month ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhono (AHY) serta Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo akhirnya selesai melakukan blusukan di Kalibaru, Jakarta Utara. AHY pun menemukan beberapa fakta yang harus disikapi oleh pemerintah.

Yang pertama adalah kerawanan masyarakat Jakarta di pesisir pantai dari bencana air laut pasang atau banjir rob.

"Kita tahu bahwa masyarakat pesisir utara Jakarta ini selalu terancam akan bencana yaitu banjir rob," ungkap AHY di lokasi, Senin (4/11/2024).

Kemudian hal lain yang ditemukan adalah penurunan permukaan tanah atau land subsidence. Penurunan permukaan tanah di Jakarta kata AHY cukup membahayakan karena setiap tahun bisa menurun sampai 10 cm.

"Artinya kita berupaya agar menyelamatkan jiwa manusia, jiwa masyarakat saudara-saudara kita yang telah menghuni lokasi ini dari dulu," sebutnya.

AHY sapa petugas yang membersihkan sodetan di Kalibaru. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji)Foto: AHY sapa petugas yang membersihkan sodetan di Kalibaru. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji)
AHY sapa petugas yang membersihkan sodetan di Kalibaru. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji)

Untuk solusi yang akan dilakukan pemerintah terutama menyangkut penurunan permukaan tanah yang disebabkan penggunaan air tanah yang berlebihan adalah dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang bersumber dari bendungan Jati Luhur di Jawa Barat dan Karian di Banten.

"Ketika kita mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah karena begitu besarnya mengambil air dari dalam tanah. Ini terjadi eksploitasi tentu setelah puluhan tahun. Kita berupaya agar ada suplai air, termasuk air baku, yang juga bisa mensupport kebutuhan warga," bebernya.

Kemudian untuk banjir rob, AHY akan memperkuat kondisi tanggul di daerah tersebut dengan sistem polder dan kolam retensi. AHY juga akan memperhatikan bagaimana sistem sanitasi nantinya dibangun.

"Maka itu bisa masuk ke kolam retensi tersebut, ada ketinggian tertentu, upayakan kalau sudah lebih dari 110 cm tadi ya, itu baru diyakinkan ditutup dan dipompa agar sekali lagi diregulasi ketinggian airnya agar tidak menjadi banjir bagi masyarakat. Nah upaya-upaya ini juga seiring dengan kita memperbaiki sewerage system," sebutnya.

Lantas, bagaimana dengan proyek Tanggul Laut Raksasa National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)? AHY bilang pihaknya masih mengkaji secara lebih detail karena studi atau feasibility studiesnya sudah dilakukan.

"National Capital Integrated Coastal Development NCICD ini sudah menjadi kajian sebelumnya dan tentunya Bapak Presiden juga berharap ini bisa dikaji lebih lanjut lagi," ucapnya.

Dengan penurunan ekstrem permukaan tanah serta bahaya banjir rob di pesisi utara Jakarta, pemerintah terus mendalami proyek Tanggul Laut Raksasa.

"Apakah perlu tanggul yang lebih besar lagi? Sering dikatakan sebagai Giant Sea Wall itu. Seberapa tingginya? Nah, ini kita akan pelajari lebih dalam lagi. Pada saatnya akan saya sampaikan secara utuh kepada publik hasil kajian tersebut yang jelas tujuan utamanya sekali lagi adalah menyelamatkan masyarakat kita dari bahaya banjir dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Ini menyangkut pada kondisi lingkungan kita dan juga nasib dan masa depan anak cucu kita," tutupnya.


(wur/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AHY Pastikan Prabowo Fokus Bangun Giant Sea Wall

Next Article Video: Ikut Merapat ke Rumah Prabowo, AHY Bakal Jadi Menteri Lagi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|