Awas Hujan Bawa Petaka-Mobil Jatuh dari Kapal, Ini Perintah Kemenhub

1 month ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Curah hujan mengalami kenaikan jelang akhir tahun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui dampak curah hujan tinggi kerap membuat kecelakaan seperti jatuhnya mobil ke laut. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Hartanto memperingatkan kepada operator kapal agar sigap menghadapi cuaca ekstrem.

"Cuaca yang ekstrem atau yang buruk bisa jadi akan ada kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi. Mungkin saat naik ke kapal, mobilnya jatuh atau bahkan penumpang yang jatuh dan sebagainya. Ya tentu ini harus betul-betul menjadi satu perlengkapan khususnya bagi operator, supaya mereka aware terhadap cuaca. Kalau memang cuacanya tidak memungkinkan untuk diembarkasi, sementara setop dulu," katanya saat jumpa pers Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Nataru 2024/2025 di kantor Kemenhub, Kamis (12/12/2024).

Beberapa langkah mitigasi dalam menghadapi cuaca di ekstrem akhir Desember diantaranya koordinasi intensif dengan BMKG, penyesuaian jadwal pelayaran serta peningkatan kesiapsiagaan personel dan peralatan. Sedangkan rencana daruratnya ialah peningkatan patroli keselamatan di perairan serta penyediaan layanan informasi cuaca real-time di terminal dan Pelabuhan.

"Tapi sekali lagi memang namanya cuaca ekstrem atau cuaca buruk itu tidak bisa kita hindari. Apalagi di bulan-bulan Desember sampai Januari memang banyak sekali kejadian-kejadian. Sampai hari ini pun mungkin Bapak-Ibu sekalian sering mendengar adanya kapal yang tenggelam, kapal kandas karena memang ketika terkena cuaca buruk, lalu ada kerusakan mesin dan sebagainya, kapal itu tidak bisa kita kendalikan. Ya jatuh-jatuhnya tenggelam atau kandas, atau mungkin menumbuk obyek yang lain," kata Hartanto.

Namun tidak mudah untuk menyampaikan pesan dan komunikasi kepada masyarakat dalam mitigasi kecelakaan angkutan laut ini. Ia mengungkapkan sebagian masyarakat kadangkala tidak mau tahu terhadap kondisi cuaca karena ingin pulang. Misalnya saat Idulfitri, masyarakat tidak mau tahu satu hari sebelum Idulfitri sudah sampai karena ingin Sholat Ied di rumah bersama keluarga, begitupun di momen akhir tahun seperti saat ini.

"Banyak masyarakat tidak terima. Maka ini perlu langkah edukasi atau sosialisasi supaya mereka paham bahwa kita telah dididik untuk menjadi seorang pelaut yang tentu mengedepankan keselamatan dan kenyamanan. Namun kadang dicederai oleh mereka yang tidak mau tahu tentang kondisi ini. Bahkan menyalahkan kita kenapa kok tidak melayani dan sebagainya. Padahal kita coba antisipasi mitigasi," sebut Hartarto.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video : Kemenhub Uji Kelaikan Konversi Motor Bensin Jadi Listrik

Next Article Ngeri! Korsel Dilanda Hujan Ekstrem 200 Tahun Sekali

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|