Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi Lebanon, Hizbullah, kembali memberikan peringatan terbaru kepada Israel, Selasa (15/10/2024). Hal ini terjadi setelah kelompok bersenjata itu berhasil melancarkan serangan udara ke sebuah pangkalan militer Negeri Zionis, yang menewaskan 4 personil tentara Israel dan melukai 60 lainnya.
Dalam pernyataan terbaru, Kepala Sementara Hizbullah, Naim Qassem, telah memperingatkan bahwa mereka berencana untuk menembakkan roket ke lebih banyak wilayah Israel hingga pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menghentikan serangan udara dan mengakhiri invasi darat ke Lebanon.
"Saya katakan kepada garis depan Israel: Solusinya adalah gencatan senjata. Kami tidak akan dikalahkan oleh pemboman yang terus-menerus terhadap benteng pertahanan kami dan pembunuhan terhadap pimpinan kami," kata Naim Qassem dalam pidato yang disiarkan langsung dan dikutip Al Jazeera.
Qassem mengatakan Hizbullah hanya akan fokus pada 'menyakiti musuh'. Ia kembali memberikan peluang perdamaian dengan Israel bila Negeri Zionis itu berhenti menyerang Lebanon dan juga Gaza, Palestina.
"Kita tidak dapat memisahkan Lebanon dari Palestina, atau Palestina dari dunia," tuturnya.
Eskalasi antara Israel dan Hizbullah ini sendiri merupakan muara dari perang Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, yang terjadi sejak 7 Oktober tahun lalu. Dalam serangan ini, Tel Aviv melancarkan serangan masif ke Gaza hingga membunuh hampir 42 ribu jiwa warga sipil.
Serangan ini pun akhirnya menarik Hizbullah untuk ikut menyerang Israel. Mereka menyebut langkah ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.
Intensitas serangan antara Israel dan Hizbullah meningkat pada September lalu. Sebelum peningkatan serangan, terjadi ledakan ribuan pager milik Hizbullah yang menewaskan hingga 39 orang.
Sementara itu, pada Minggu, sebuah drone milik Lebanon berhasil menembus menembus pertahanan udara Israel tanpa terdeteksi dan menghantam pangkalan Brigade Golani, yang berlokasi sekitar 40 mil ke Israel dari perbatasan.
Brigade Golani dianggap sebagai unit infanteri elit Israel dan telah dikerahkan ke Lebanon Selatan sebagai bagian dari operasi darat Israel di sana. Dengan adanya serangan ini, Israel telah mengalami serangan paling berdarah terhadap pasukannya sejak perang pecah pada Oktober lalu.
Di sisi lain, Israel sebenarnya memiliki kemampuan pertahanan udara yang disebut Iron Dome. Namun sistem tersebut dirancang dan dikembangkan terutama untuk melawan roket dan rudal, bukan drone yang terbang rendah dan cepat.
"Ini adalah indikasi yang jelas bahwa Hizbullah tengah mendapatkan kembali keseimbangan strategisnya menyusul pukulan telak baru-baru ini terhadap kepemimpinannya serta aparat komando dan kontrolnya," tutur pakar keamanan internasional di Universitas Ibrani Yerusalem, Daniel Sobelman, kepada CNN International.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hizbullah Luncurkan Rudal Ke Israel, Incar Pabrik Bahan Peledak
Next Article Israel Bunuh Komandan Hamas di Lebanon, Front Perang Baru Memanas