Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyoroti terpilih kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, kebijakan Trump yang protektif akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
"Makanya kita juga mesti hati-hati kalau ternyata Amerika protektif dan oleh China dibalas juga dengan perang dagang seperti yang lalu di era Donald Trump, yaitu dampaknya cukup signifikan terhadap kita," ujarnya dalam agenda RDP DPR RI Komisi VI di Jakarta, Rabu (13/11).
Sunarso menjabarkan, hubungan dagang antara Indonesia dan China lebih kuat dibandingkan dengan Amerika. "Di mana indeks korelasinya itu 0,351. Sementara dengan Amerika itu turun menjadi 0,347. Artinya setiap kenaikan ataupun penurunan pertumbuhan ekonomi di China itu lebih berpengaruh signifikan terhadap kita daripada perubahan kenaikan ataupun penurunan pertumbuhan ekonomi di Amerika," imbuhnya.
Sunarso menyebut, hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh di bawah 5%.
"Karena itu akan kira-kira pertumbuhan ekonomi kita hanya dapat 4,6% sampai 4,9% saja. Ini analisa kita seperti ini. Makanya ini yang perlu kita antisipasi," ucapnya.
Sunarso menjabarkan, perseroan telah membuat simulasi dengan memitigasi kebijakan protektif tersebut yang akan memberikan kontraksi pada perdagangan Amerika secara global sekitar 8,5%.
"Dan itu dampaknya nanti adalah terhadap negara-negara yang kita anggap mitra dagangnya. Itu sebenarnya yang paling utama dari sini," ucapnya.
Sunarso melanjutkan, inflasi AS kemungkinan akan meningkat yang selanjutnya direspon oleh bank sentral AS, The Fed terhadap keputusannya untuk menaikkan suku bunga acuan.
"Pertanyaannya adalah apakah suku bunga sekarang ini, kalau dulu kan punya ruang untuk itu karena memang suku bunganya masih rendah. Sekarang suku bunganya sudah tinggi. Apakah kalau nanti terjadi inflasi gara-gara terlalu protektif ini akan direspon dengan suku bunga? Nah itu yang kita masih tanda tanya. Mungkin barangkali ada cara yang lain, kita nggak tahu," jelasnya.
Sunarso melanjutkan lebih jauh, jika kebijakan pemerintah Amerika cenderung protektif, maka yang perlu diperhatikan adalah retaliasi terkait sikapnya terhadap China.
"Ini kita sudah buat, dampaknya terhadap Indonesia. Kalau ternyata China membalas dengan perang dagang, China saja, itu akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita itu hanya sekitar 4,7% sampai 5,03%," ungkapnya.
"Tapi kalau nanti negara-negara lain rame-rame membalas proteksionisme Amerika, itu dampaknya lebih buruk lagi," pungkasnya.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Alasan BRI Tutup Kantor Cabang & Majukan AgenBRIlink
Next Article Mantap! Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO dari Finance Asia