Di Tangan Jokowi, RI Tak Lagi 'Jawa Sentris'

2 months ago 30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan Indonesia di luar Jawa menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam 10 tahun masa pemerintahannya.

Melalui kebijakan pemerataan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di luar pulau Jawa, Jokowi menginginkan adanya pemerataan ekonomi di bawah kepemimpinannya.

"Kita percaya bahwa daerah-daerah di luar Jawa bisa tumbuh dengan cepat jika didukung oleh infrastruktur, konektivitas, dan transportasi yang memadai sehingga produksi akan meningkat, distribusi akan lancar," kata Jokowi saat meresmikan Bandara Udara Tebelian di Kalimantan Barat pada 2021 silam.

Berdasarkan peta sebaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termuat dalam dokumen Capaian 10 Tahun Pemerintahan Joko Widodo yang diterbitkan Kator Staf Presiden, porsi nilai proyek di luar Jawa senilai Rp 3.094,73 triliun, sedangkan khusus di Jawa Rp 1.494,74 triliun.

PSN di luar Jawa itu terdiri dari PSN di kawasan Sulawesi senilai Rp 1.233,76 triliun, Maluku dan Papua Rp 945,16 triliun, Sumatera Rp 646,31 triliun, Kalimantan Rp 224,5 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 45 triliun.

Dengan adanya fokus pembangunan PSN di luar jawa itu, realisasi investasi selama 10 tahun terakhir membengkak di daerah-daerah luar Jawa, berdasarkan catatan Kementerian Investasi atau BKPM.

Di Sumatera misalnya, pada 2014 nilai investasi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia atau penyertaan modal asing (PMA) pada 2014 baru sekitar US$ 3,84 miliar, namun pada 2023 menjadi US$ 6,24 miliar, dan Sulawesi dari US$ 2,05 miliar menjadi sebesar US$ 8,29 miliar.

Di Maluku saja, realisasi investasinya pada 2014 baru sebesar US$ 111,81 juta, namun pada 2023 sudah tembus US$ 5,10 miliar. Meski begitu, untuk di daerah Jawa, investasi asing juga sebetulnya mengalami peningkatan, dari 2014 PMA senilai US$ 15,43 miliar menjadi US$ 23,91 miliar.

Adapun untuk investasi yang berasal dari dalam negeri atau penyertaan modal dalam negeri (PMDN) juga mengalami peningkatan untuk daerah Sumatera, dari 2014 sebesar Rp 29,57 triliun, menjadi Rp 149,39 triliun.

Sementara itu, Sulawesi dari Rp 7,11 triliun menjadi Rp 37,64 triliun. Kalimantan bahkan dari Rp 21,41 triliun menjadi Rp 98,95 triliun, dan Papua dari Rp 349,91 miliar menjadi Rp 4,87 triliun. Pulau Jawa sendiri membukukan PMDN Rp 97,05 triliun pada 2014 menjadi Rp 334,12 triliun pada 2023.

Geliat investasi yang juga menyebar di berbagai wilayah itu turut membuat pertumbuhan ekonomi semakin pesat di daerah-daerah luar Jawa.

Per Semester I-2024 saja, wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di Maluku dan Papua sebesar 8,45%, Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 6,84%, Sulawesi 6,07%, dan Kalimantan tumbuh 5,22%. Jawa sendiri hanya tumbuh 4,92%.

Kontribusi pertumbuhan daerah luar Jawa itu juga meningkat dibanding 10 tahun lalu. Pada semester I-2014 sumbangan terhadap produk domestik bruto atau PDB Jawa memang masih terbesar mencapai 58,7%, namun pada semester I-2024 menyusut menjadi 57,04%.

Penyusutan itu disebabkan porsi sumbangan PDB wilayah lain ke ekonomi nasional meningkat pesat, seperti Sulawesi yang pada 2014 kontribusinya hanya sebesar 4,84% menjadi 7,16%, serta Maluku dan Papua dari hanya 1,91% menjadi 2,7%.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejar PDB 8%, Prabowo Butuh Tambah Investasi Rp 3.000 Triiun

Next Article Ekonomi 7% RI Butuh Rp1.950 T, Prabowo Target 8% Uang Dari Mana?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|