Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten yang bergerak di industri baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), ambruk setelah perusahaan mengungkapkan kinerja keuangan yang mengecewakan. Saham perusahaan tercatat ambruk lebih dari 50% hingga masuk radar pemantauan bursa setelah investor menelaah kinerja terbaru perusahaan.
Dalam laporan keuangan terbaru, GGRP membukukan penurunan penjualan bersih hingga 25,59% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 537,41 juta atau setara Rp 8,97 triliun (asumsi kurs Rp 15.700/US$) hingga akhir kuartal ketiga 2024, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 723,26 juta (Rp 11,35 triliun).
Sementara itu kinerja bottom line perusahaan tercatat tertekan lebih dalam dan mengalami penurunan hingga 55% menjadi US$ 22,06 juta (Rp 346,34 miliar) dari semula mencapai US$ 49,21 juta (Rp 722,60 miliar).
Merespons kinerja mengecewakan tersebut, saham GGRP yang masuk dalam papan pemantauan khusus langsung ambles dan ramai-ramai dilego oleh investor.
Saham GGRP terpantau selalu menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) dalam delapan hari perdagangan secara beruntun, termasuk hari ini, sejak perusahaan menyetor laporan keuangan kuartal III-2024 pada akhir Oktober lalu.
Hari ini, saham GGRP kembali ambles 9,43% ke Rp 288 per saham meski BEI telah memasukkan saham ini dalam radar pemantauan karena telah terjadi pergerakan harga saham di luar kebiasaan. Secara total dalam delapan hari perdagangan terakhir saham GGRP telah ambles 55,35% dengan kapitalisasi pasar lenyap 4,32 triliun dari semula Rp 7,81 triliun akhir bulan lalu dan saat ini tersisa Rp 3,49 triliun.
Sebelumnya, perusahaan telah memberikan keterangan kepada pihak bursa terkait volatilitas transaksi saham yang terus menerus ambles. Manajemen GGRP mengungkapkan perusahaan telah memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham untuk melakukan pengurangan modal dasar, ditempatkan dan disetor.
"Penurunan nilai nominal saham pada Rencana Pengurangan Modal akan berjumlah senilai Rp360 per lembar saham, sehingga nilai nominal saham yang semula sebesar Rp500 per lembar saham berubah menjadi Rp140 per lembar saham serta pengurangan jumlah saham pada modal dasar yang sebelumnya berjumlah 33.800.000.000 saham menjadi berjumlah 12.168.000.000 saham tanpa mengurangi atau melakukan penarikan atas saham-saham yang telah beredar dan ditempatkan dan disetor. Selisih dari nilai nominal saham Perseroan yang lama dengan nilai nominal saham perseroan akan dikembalikan kepada seluruh pemegang saham Perseroan," terang Corporate Secretary GGRP Paulus Khierawan lewat keterbukaan informasi.
Lebih lanjut, Paulus menyebut distribusi atas pengembalian selisih nilai nominal saham kepada seluruh pemegang saham tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 8 November 2024.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini: