Dolar AS Digdaya Pasca Trump Menang, Begini Penjelasan Sri Mulyani!

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan reaksi pelaku pasar keuangan terhadap kemenangan Donald Trump yang kembali terpilih sebagai Presiden AS dalam Pilpres 2024.

Reaksi para pelaku pasar keuangan yang paling kuat menurutnya tertuju pada arah kebijakan fiskal Trump yang berpotensi sangat ekspansif. Membuat imbal hasil atau yield US Treasury Tenor 10 tahun bergerak di level tinggi, yakni 4,4% per 5 November 2024.

"Reaksi market terutama antisipasi fiscal policy nanti di Trump yang kemungkinan cukup ekspansif," ucapnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (13/11/2024).

Meski begitu, Ia menekankan, ada kemungkinan juga pemerintahan Trump tetap memegang teguh prinsip untuk memangkas anggaran belanja negaranya selama 10 tahun mendatang hingga sebesar US$ 1 triliun.

"Mereka punya ambisi potong belanja hingga US$ 1 triliun dalam waktu 10 tahun. Berarti US$ 100 miliar per tahun," ucap Sri Mulyani.

Namun, Sri Mulyani mengatakan, isu itu belum menarik perhatian para pelaku pasar ekonomi dunia, karena UST 10 Tahun cenderung bergerak di level tinggi, diiring dengan penguatan indeks dolar AS terhadap mata uang utama atau DXY.

Kondisi ini turut dipicu oleh potensi Trump untuk merealisasikan kebijakan penurunan pajak korporasi di negaranya, konsisten untuk menerapkan proteksionisme perdagangan, hingga komitmen rendah terhadap isu perubahan iklim.

"Makanya US Dollar menguat terutama karena bagaimana arah kebijakan incoming yaitu Presiden Trump yaitu terutama bagian penurunan pajak korporasi, ekspansi belanja untuk beberapa yang sifatnya strategis, sampai proteksionisme," tegasnya.

"Proteksionisme ini dengan menaikkan tarif impor dari barang-barang yang selama ini mungkin targetnya AS ke RRT yang bukukan surplus RRT, tapi sama waktu Trump bagian pertama dulu beliau juga UST melihat semua partner dagang AS yang surplus dan jadi akan melakukan tidak akan RRT saja yang kena dan dalam hal ini ASEAN seperti Vietnam dan beberapa negara lain, mungkin akan dijadikan poin fokus dan perhatian kena tarif impor ini," ungkap Sri Mulyani.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Bakal Naikkan Tarif Impor, Apa Dampaknya?

Next Article Sri Mulyani Ungkap Salahnya Argentina, RI Bisa Belajar Biar Tak Krisis

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|