Jakarta, CNBC Indonesia - Kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) mendongkrak Indeks Dow Jones Industrial Average ke kenaikan terbesar dalam dua tahun terakhir. Reli ini mengangkat saham perbankan, perusahaan industri, hingga perusahaan kecil di AS.
Melansir The Wall Street Journal, investor Wall Street bertaruh bahwa janji Trump mengenai deregulasi dan pemotongan pajak akan memicu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Sementara itu, sektor yang diharapkan mendapat manfaat dari kebijakan Partai Demokrat yang saat ini berkuasa dan kalah lawan Trump pada pemilu pekan lalu, seperti kendaraan listrik dan energi bersih, mengalami penurunan tajam.
Empat tahun kepemimpinan Partai Republik diprediksi akan meningkatkan imbal hasil obligasi, mencerminkan ekspektasi pertumbuhan dan inflasi yang lebih kuat. Harga emas menurun karena kekhawatiran hasil pemilu akan diperdebatkan dan memicu kerusuhan sosial tidak terealisasi.
Indeks utama pasar saham AS mencapai rekor tertinggi, dengan Dow Jones naik 1.508 poin atau 3,6%, menutup di angka 43.729,93. Indeks S&P 500 naik 2,5%, sementara Nasdaq Composite yang didominasi sektor teknologi melonjak 3%.
Perbankan menjadi pemenang terbesar, didorong sentimen deregulasi sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Saham JPMorgan Chase naik 12% ke rekor tertinggi baru, sementara Wells Fargo dan Goldman Sachs naik masing-masing 13%.
Prospek deregulasi dan tarif protektif juga menguntungkan sektor industri, dengan saham Caterpillar naik 8,7% ke rekor tertinggi dan 3M meningkat 5,8%. Perusahaan baja domestik, seperti Nucor dan Steel Dynamics, masing-masing naik 16% dan 14%, sedangkan saham perusahaan kereta api juga melonjak.
Bitcoin juga meningkat 31% menembus level US$ 88.000 dan memecahkan rekor sebelumnya. Trump berjanji menjadikan AS sebagai "pusat kripto dunia" dan berniat membangun "cadangan strategis bitcoin."
Namun, sektor tertentu yang diprediksi tertekan di bawah administrasi Trump juga mengalami penurunan. Ketakutan akan perang dagang menekan saham perusahaan pengiriman laut, dan harga tembaga turun 5,1%.
Kebijakan Trump yang bertentangan dengan dorongan energi bersih menekan saham perusahaan luar negeri seperti LG Energy Solution dan Hanwha Solutions. Di AS, saham First Solar dan Enphase Energy masing-masing turun 10% dan 17%.
Tesla yang dipimpin oleh pendukung Trump Elon Musk, mengalami lonjakan saham 15% meski tren negatif di sektor kendaraan listrik. Investor menjual obligasi, mendorong kenaikan imbal hasil dan memperlebar selisih antara imbal hasil obligasi biasa dan obligasi terproteksi inflasi.
Banyak investor percaya kebijakan pemotongan pajak Trump akan meningkatkan defisit, sehingga menekan harga obligasi. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencapai 4,425%, tertinggi sejak Juli.
Imbal hasil yang melonjak juga memperkuat nilai dolar AS, yang didorong prospek tarif yang lebih tinggi.
Kemenangan Trump di negara bagian kunci meredakan kekhawatiran hasil pemilu akan memakan waktu lama. Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai VIX, turun ke level terendah sejak akhir September.
Beberapa investor menilai reli ini dengan skeptis karena pasar saham sudah mahal sebelum hari pemilu. Saham di S&P 500 diperdagangkan pada 21,6 kali proyeksi pendapatan, di atas rata-rata 10 tahun sebesar 18,4.
Sebelumnya, S&P 500 telah naik 21% hingga Hari Pemilu, menjadi kinerja terbaik dalam tahun pemilu sejak 1936. Dow juga naik 12%, menjadi yang terbaik sejak 1996.
Investor yang awalnya khawatir akan ketidakpastian hasil pemilu kini berharap pasar bisa fokus kembali pada pendapatan perusahaan dan suku bunga. "Banyak yang lega karena hasilnya jelas, sehingga pasar bisa kembali fokus pada hal-hal yang lebih penting," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nasib Perdagangan RI Usai Kemenangan Trump
Next Article Saham Trump Media Naik 50% Usai Upaya Pembunuhan Gagal