Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau ketat pola pergerakan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk. (SMLE), PT Metro Realty Tbk (MTSM) dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) pada Selasa, (15/10/2024). Tiga emiten ini dipantau karena terjadi kenaikan harga saham yang tidak wajar
Mengutip keterbukaan informasi BEI, saham tersebut bergerak di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Langkah tersebut untuk melindungi investor, khususnya pemegang saham keempat emiten tersebut.
"Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," tulis manajemen BEI, dikutip dari laman resminya.
Informasi terakhir mengenai SMLE yang merupkan emiten perdagangan bahan kimia adalah informasi tanggal tanggal 15 Oktober 2024 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal pencatatan saham. Sebelumnya, Bursa telah mengumumkan kejadian UMA pada SMLE pada tanggal 15 Mei 2024 dan 30 Januari 2024.
"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham SMLE tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulisnya.
Mengutip RTI, saham SMLE telah naik 7,08% ke harga Rp121 per saham pada perdagangan kemarin, Selasa, (15/10/2024). Dalam seminggu terakhir, SMLE telah naik 8.04%, sementara sebulan terakhir merangkak 35.96%.
Sama halnya dengan SMLE, BEI juga memberi perhatian khusus bagi saham emiten properti Metro Realty karena adanya volatilitas transaksi yang dianggap tak wajar. Adapun keterangan terakhir soal MTSM tertuang pada keterbukaan informasi tanggal 7 Oktober 2024 tentang laporan bulanan registrasi pemegang efek.
Sebelum teguran ini, Bursa telah mengumumkan Unusual Market Activity (UMA) saham MTSM pada tanggal 21 November 202.
Selama perdagangan kemarin, saham MTSM bergerak naik 9,87% ke angka Rp167 per saham. Adapun saham MTSM telah naik 43.97% selama seminggu dan 75.79% selama sebulan.
Di sisi lain, perusahaan penjual alat pelacak kendaraan IOTF juga dipelototi BEI akibat transaksinya yang tidak wajar. Padahal, sebelumnya, perseroan telah mempublikasikan tentang penjelasan atas volatilitas transaksi pada 10 Oktober 2024.
Sebelum peringatan ini, Bursa telah mengumumkan sinyal UMA pada IOTF pada tanggal 23 September 2024 dan tanggal 18 Maret 2024.
Sepanjang perdagangan kemarin, IOTF terparkir di level Rp204 per saham dengan kenaikan sebesar 3,55%. Adapun seminggu ke belakang sahamnya telah naik 16.57% dan sebulan ke belakang juga naik 74.36%.
Dengan pengumuman ini, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Cukai Rokok Batal Naik, Simak Pergerakan Saham Emitennya!
Next Article BEI Pantau Ketat Pergerakan Saham Wulandari Bangun Laksana (BSBK)