Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan sesi I Kamis (24/10/2024), di tengah sikap investor yang cenderung wait and see menanti dijalankannya program-program Presiden Prabowo.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melemah 0,39% ke posisi 7.756,87. Meski melemah, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 7.700.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,8 triliun dengan melibatkan 15,2 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 868.129 kali. Sebanyak 232 saham menguat, 331 saham melemah, dan 217 saham cenderung stagnan.
Terpantau hampir seluruh sektor berada di zona merah pada hari ini, kecuali sektor industri yang berhasil menguat 0,22%. Dari sektor yang terkoreksi, bahan baku menjadi yang paling besar dan menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,01%.
Sementara dari sisi saham, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan dua saham bank Himbara yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan IHSG yakni masing-masing 4,6, 4,5, dan 2,9 indeks poin.
Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.
IHSG melemah, melanjutkan koreksinya yang mulai terjadi sejak kemarin. Tampaknya, investor masih menanti dijalankannya program-program Presiden Prabowo. Investor juga memantau kegiatan Retreat Kabinet Merah Putih di Magelang, Jawa Tengah.
Retreat Kabinet Merah Putih akan digelar di Gunung Tidar, Magelang, Jawa Tengah, pada hari ini hingga Minggu akhir pekan ini. Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menteri, wakil menteri, kepala badan, staf khusus, hingga penasihat presiden akan mengikuti acara tersebut.
Saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta kemarin, Prabowo mengaku mengutamakan kerja sama tim. Dengan demikian, tim bisa bekerja sama untuk mencapai target-target yang dicanangkan.
Retreat ini diharapkan bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai kebijakan pemerintah ke depan, terutama dengan banyaknya kementerian yang ada.
Di lain sisi, kabar kurang menggembirakan datang dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), di mana mereka memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di kisaran 5% hingga 2029. Hal tersebut tercantum dalam laporan World Economic Outlook yang diterbitkan IMF edisi Oktober 2024.
Secara lebih rinci, IMF memprediksi produk domestik bruto (PDB) RI pada 2024 sebesar 5%, kemudian pada 2025 sebesar 5,1% dan dalam jangka menengah, tepatnya pada 2029 masih akan tetap tumbuh 5,1%.
Laporan World Economic Outlook Oktober 2024 dari IMF menunjukkan jika ekonomi dunia masih diliputi ketidakpastian meskipun inflasi sudah jauh melandai.
"Pasar masih menunggu arah kebijakan ekonomi yang akan diambil pemerintahan baru, terutama program 100 hari kerja yang akan disampaikan Presiden Prabowo kepada para menterinya dalam pertemuan selama 3 hari di Akmil Magelang," menurut laporan tersebut.
Adapun, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia stabil di level 3,2% untuk tahun 2024 dan 2025, dengan ekspektasi inflasi global mencapai 3,5% pada akhir 2025.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: