Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat tipis pada akhir perdagangan sesi I Jumat (18/10/2024), di tengah banyaknya sentimen global pada hari ini mulai dari bank sentral Eropa yang memangkas suku bunga hingga data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG naik tipis 0,01% ke posisi 7.735,97. Penguatan IHSG cenderung terpangkas di akhir sesi I hari ini setelah sempat melesat hingga mendekati level psikologis 7.800.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,5 triliun dengan melibatkan 13,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 751.408 kali. Sebanyak 264 saham terapresiasi, 259 saham terdepresiasi, dan 261 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penekan IHSG yakni mencapai 1,12%. Namun, sektor konsumer primer menjadi penahan koreksi IHSG yakni sebesar 0,93%.
Sementara itu dari sisi saham, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan emiten konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjadi penyokong IHSG yakni masing-masing 2,3 dan 2,1 indeks poin.
Namun, saham perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan saham konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penekan IHSG masing-masing 4,5 dan 2,8 indeks poin.
Berikut daftar saham yang menjadi penyokong atau movers IHSG pada sesi I hari ini.
Pergerakan IHSG di akhir pekan ini dipenuhi oleh kabar penting dari luar negeri. Mulai dari bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang memangkas suku bunga dan data tenaga kerja AS.
Semalam, ECB memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, menyatakan bahwa inflasi di Zona Euro semakin terkendali meskipun prospek ekonomi blok tersebut semakin memburuk.
Pemotongan suku bunga berturut-turut untuk pertama kalinya dalam 13 tahun ini menandai pergeseran fokus ECB dari upaya menurunkan inflasi ke perlindungan pertumbuhan ekonomi, yang tertinggal jauh di belakang Amerika Serikat selama dua tahun terakhir.
"Kami percaya proses disinflasi berjalan dengan baik dan semua informasi yang kami terima dalam lima minggu terakhir mengarah ke arah yang sama - lebih rendah," kata Presiden ECB, Christine Lagarde dalam konferensi pers.
Lagarde tidak memberikan petunjuk tentang langkah-langkah selanjutnya, tetapi empat sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters bahwa pemangkasan keempat kemungkinan akan terjadi pada Desember kecuali jika data ekonomi atau inflasi berubah dalam beberapa minggu mendatang.
Sedangkan di AS semalam, data klaim pengangguran turun sebanyak 19.000 pada pekan yang berakhir 12 Oktober, menandai penurunan terbesar dalam tiga bulan setelah mencapai puncak tertinggi dalam 14 bulan pada pekan sebelumnya.
Total klaim turun menjadi 241.000, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 260.000. Penurunan ini terjadi setelah lonjakan klaim pada pekan sebelumnya, yang sebagian besar disebabkan oleh gangguan akibat Badai Helene dan Milton.
Meskipun terjadi penurunan, klaim tetap jauh lebih tinggi dari rata-rata yang terlihat awal tahun ini, mencerminkan pelemahan pasar tenaga kerja AS sejak mencapai puncaknya pasca pandemi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: