Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS) bergerak bervariasi pada awal perdagangan menjelang libur natal. Meski sudah tercium aroma liburan, pasar wall street tetap bergerak volatile.
Pada awal perdagangan Senin (23/12/2024), Dow Jones dibuka melemah 0,09% di level 42.800,49 sementara itu S&P 500 dibuka lebih tinggi 0,05% di level 5.933,6, diikuti dengan Nasdaq yang bergerak naik 0,35% di level 19.641,05.
Indeks utama Wall Street bervariasi pada awal minggu yang dipersingkat karena liburan pada hari Senin, setelah RUU pendanaan pemerintah sementara mencegah penutupan sebagian dan investor bersiap untuk laju pemotongan suku bunga yang lebih lambat dari bank sentral AS tahun depan.
Kongres Amerika Serikat (AS) meloloskan undang-undang pengeluaran pada hari Sabtu pagi, beberapa menit setelah pendanaan berakhir, yang dapat mengganggu segalanya mulai dari penegakan hukum hingga taman nasional menjelang musim perjalanan Natal.
Saham-saham megacap dan saham-saham berfundamental baik yang paling banyak mengalami kenaikan, dimana Nvidia (NVDA.O) naik 1,6% dan Meta Platforms (META.O) naik 1,4%, mendorong kenaikan S&P 500 dan Nasdaq yang didominasi saham teknologi.
Volume perdagangan diperkirakan akan menipis, dengan pasar saham AS tutup lebih awal pada hari Selasa dan tutup untuk merayakan Natal pada hari Rabu.
"Hari Senin ini hanya ada sedikit katalis untuk mendorong sentimen (pasar secara luas), dan kita akan mengalami perdagangan dengan volume rendah dan kemungkinan volatile saat kita mengakhiri tahun ini," ujar Art Hogan, kepala strategi pasar, B Riley Wealth.
Setelah tren yang solid sejak pemilihan presiden November, reli Wall Street mengalami peningkatan bulan ini, terutama setelah The Federal Reserve (The Fed) AS memperkirakan hanya dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk tahun 2025, turun dari perkiraannya pada bulan September sebesar empat kali penurunan, dan menaikkan prospek inflasi tahunannya.
Pasar uang memperkirakan sekitar dua kali penurunan sebesar 25 basis poin pada tahun 2025, yang akan membawa suku bunga acuan ke kisaran 3,75% hingga 4,0%, dari kisaran sekitar 3,50 hingga 3,75% dua minggu lalu.
"Kami lebih suka The Fed memangkas lebih sedikit suku bunga dalam ekonomi yang kuat, daripada harus memangkas lebih banyak suku bunga dalam ekonomi yang melemah," ujar Hogan.
Pasar saham juga memasuki periode yang secara historis kuat untuk saham AS. Sejak 1969, lima hari perdagangan terakhir tahun ini, dikombinasikan dengan dua hari pertama tahun berikutnya, telah menghasilkan keuntungan S&P 500 rata-rata sebesar 1,3%, periode yang dikenal sebagai "Santa Claus Rally", menurut Stock Trader's Almanac.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini: