Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan program konversi motor konvensional menjadi motor listrik untuk tahun 2024 ini masih tersisa kuota hingga 400-an unit.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkapkan wilayah yang paling banyak tersedia sisa program konversi motor listrik adalah wilayah Jabodetabek.
"Konversi gratis itu masih sisa sekitar berapa ya masih sisa rada banyak tuh Jabodetabek. (Sisa) 300-400-an (unit) juga deh," beber Eniya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (4/11/2024).
Adapun, Eniya mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan percepatan realisasi program motor listrik gratis bersama dengan Kementerian Perhubungan.
"Terus ini juga dipercepat karena Direktur Kementerian Perhubungan kan ada yang baru terus baru bisa dipercepat untuk mengeluarkan SUT (Sertifikat Uji Tipe) dan SRUT (Sertifikat Registrasi Uji Tipe)-nya," tambahnya.
Selain itu, Eniya membeberkan beberapa kendala masih banyaknya kuota konversi gratis di Indonesia diantaranya adalah lantaran ketidaksesuaian STNK dan BPKB pemilik motor.
"Karena apply, ada yang kategorinya kan misalnya nama BPKB nya beda, ada STNK, sama pengusulnya beda, kan nggak boleh, karena itu yang disyaratkan oleh Polres, harus sama, nggak mempersulit yang jual beli balik nama gitu," tandasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana sempat menjelaskan, program konversi motor listrik sebanyak 1.000 unit tersebut dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, pihaknya telah meluncurkan program konversi gratis sebanyak 500 unit. Program konversi ini ditujukan bagi masyarakat umum di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Selanjutnya untuk tahap kedua, pihaknya akan meluncurkan kembali program konversi sebanyak 500 unit. Ia menargetkan program konversi motor listrik tahap dua akan selesai dalam waktu dua pekan ke depan.
"Mungkin ini dalam dua minggu selesai. Kan ini sudah dibuka nih pendaftarannya. Tau nggak konversinya berapa lama? Dua jam juga selesai. Dengan kesiapan industri, komponen. Kalau ada baterainya, ada komponennya yang sudah di situ. Itu dua jam selesai," ucap Dadan dalam acara EV CONVERSION FORUM 2024 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Sebagaimana diketahui, biaya konversi gratis tersebut setara dengan Rp 16 juta per unit. Adapun bentuk dukungan perusahaan dalam program ini yaitu berupa pemberian dana CSR sebesar Rp 6 juta per unit sepeda motor untuk mengurangi biaya konversi. Sementara sebesar Rp 10 juta per unit akan ditanggung oleh pemerintah.
Dadan optimistis program konversi kendaraan listrik kali ini akan banyak diminati oleh masyarakat umum, terlebih dari sisi bahan baku dan lainnya semuanya telah siap.
"Kemarin memang di awal itu kan masih ada ketidakyakinan dari sisi kinerja dan juga dari sisi pasokan bahan baku ini. Bahan baku itu maksudnya komponen, kan itu berjalan bersama. Kita ini tidak hanya nyambungin di motor, tapi kita ini mengembangkan industri-nya juga. Jadi kita membuat pabriknya untuk komponen ini," kata dia.
Selain itu, Dadan membeberkan bahwa penggunaan motor listrik lebih hemat, apabila dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak (BBM) yang selama ini banyak digunakan masyarakat.
Setidaknya berdasarkan perbandingan biaya energi kendaraan listrik dan kendaraan BBM yang telah diuji coba dengan jarak tempuh 35 kilometer (KM) misalnya, motor listrik hanya membutuhkan 1 Kwh dengan biaya sekitar Rp 2000'an . Sementara kendaraan BBM membutuhkan BBM 1 liter dengan biaya sebesar Rp 13.700.
"Satu liter motor bensin itu kan kira-kira 35 kilo bisa dimanfaatkannya. Dia mengeluarkan emisinya itu 2,5 kilogram CO2, jadi satu liter 2,5 kilogram. Satu liter kalau pakai Pertamax harganya Rp 13.700. Kira-kira seperti itu angka-angka keekonomiannya," ujar Dadan.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siap-Siap, Pemerintah Jajaki Potensi Subsidi BBM Jadi BLT
Next Article Momen GIIAS, Cek 6 Keuntungan Ganti Motor Bensin ke Motor Listrik