Jakarta, CNBC Indonesia - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menjadi perusahaan asuransi umum dengan tingkat likuiditas yang paling baik jika dibandingkan dengan perusahaan asuransi umum lainnya terutama untuk yang menyandang status perusahaan publik.
Mengacu pada laporan keuangan bulanan induk non-konsolidasi (tidak diaudit), TUGU mencatatkan rasio kecukupan investasi sebesar 618% per September 2024. Rasio tersebut meningkat dibandingkan akhir tahun lalu. Sebagai informasi, rasio kecukupan investasi TUGU per Desember 2023 berada di 541%.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menilai kenaikan rasio investasi menunjukkan likuiditas perusahaan yang sangat baik. "Kecukupan investasi di asuransi umum menunjukkan seberapa tinggi risiko likuiditas. Semakin tinggi dan di atas 100%, maka risiko likuiditas semakin rendah" ungkapnya, Jumat (25/10/2024).
Untuk diketahui, rasio kecukupan investasi merupakan perbandingan antara investasi, kas dan bank terhadap cadangan teknis retensi sendiri, utang klaim retensi sendiri dan utang klaim kepada tertanggung. Secara sederhana rasio kecukupan investasi merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan asuransi untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis.
Azis menjelaskan, tingkat rasio kecukupan investasi TUGU merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kompetitor lainnya yang berstatus sebagai perusahaan 'tbk'. "Median rasio kecukupan investasi peers per akhir September 2024 ada di angka 250-300%. Untuk perusahaan asuransi umum dengan size modal di atas Rp 1 triliun, kecukupan investasi dan likuiditas TUGU paling baik" tambahnya.
Menurutnya tingginya rasio kecukupan investasi TUGU menjadi faktor yang penting dipertimbangkan tidak hanya para nasabah tetapi juga investor. Meski kebijakan moneter sudah mulai dipangkas, Azis melihat bahwa dengan likuiditas yang baik maka perusahaan asuransi bisa menjaga resiliensi di tengah berbagai tantangan ekonomi.
"Pada akhirnya perusahaan asuransi umum dengan kecukupan investasi yang tinggi seperti TUGU akan menarik nasabah karena mereka tidak perlu khawatir bahwa risiko mereka tidak tercover. Selain itu, ini juga bisa menjadi tesis investasi yang kuat bagi pemodal yang memiliki minat di sektor asuransi umum." Jelasnya.
Memasuki musim rilis laporan keuangan Azis juga optimis bahwa tren pertumbuhan kinerja konsolidasian TUGU akan berlanjut hingga kuartal III-2024 bahkan sampai akhir tahun.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan induk non-konsolidasian (tidak diaudit) per akhir September 2024, TUGU berhasil mencatatkan premi bruto senilai Rp 4,4 triliun. Perolehan premi tumbuh 38% secara year-on-year. Sedangkan laba usaha asuransi mencapi Rp 616 miliar atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Asal tahu saja, laporan keuangan bulanan tersebut belum mengkonsolidasikan kinerja keuangan TUGU dan anak usahanya. Laporan keuangan konsolidasian untuk September 2024 diperkirakan rilis menjelang akhir Oktober 2024.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Strategi Zurich Siapkan Produk Asuransi Berstandar Global
Next Article Laba & Premi Tumbuh 68% dan 39%, Ini Dia Juara Emiten Asuransi RI