Meneropong Nasib Rupiah Menanti Kebijakan Pemerintahan Prabowo

2 months ago 20

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada penutupan pasar kemarin sore, di tengah perhatian investor terhadap pengumuman Kabinet Merah Putih yang baru dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Melansir dari Refinitiv, pada perdagangan Senin (21/10/2024) rupiah ditutup melemah 0,19% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di posisi Rp15.490/US$1.

Pasar pada kemarin tampak menunggu kebijakan ekonomi dari jajaran menteri baru, terutama terkait reformasi ekonomi yang telah dijanjikan Prabowo dalam pidato perdananya.

Pelantikan Prabowo dan Gibran pada Minggu (20/10/2024) di Gedung MPR/DPR/DPD menandai awal pemerintahan baru yang langsung mengumumkan Kabinet Merah Putih.

Investor kini mencermati langkah-langkah strategis dari tim ekonomi, yang diharapkan mampu memperbaiki situasi ekonomi, termasuk mengatasi masalah korupsi dan swasembada pangan.

Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan yang akan diambil oleh kabinet baru ini telah menimbulkan kehati-hatian di kalangan pelaku pasar, yang tercermin pada pelemahan nilai tukar rupiah.

Meski Prabowo dalam pidatonya telah berkomitmen untuk mempercepat swasembada pangan dan memberantas korupsi melalui reformasi sistem, pasar masih menunggu realisasi dari janji-janji tersebut.

Sementara itu ekstenal, ada kabar dari China yang bakal mempengaruhi rupiah karena kembali pangkas suku bunga.

 Bank Rakyat China (PBoC) diketahui memangkas suku bunga acuan pinjaman seperti yang diantisipasi pada penetapan bulanan pada Senin, menyusul penurunan suku bunga kebijakan lainnya bulan lalu sebagai bagian dari paket langkah stimulus untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Suku bunga pinjaman pokok (LPR) satu tahun diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 3,10% dari 3,35%, sementara LPR lima tahun dipotong dengan margin yang sama menjadi 3,6% dari 3,85% sebelumnya. Suku bunga pinjaman terakhir dipotong pada bulan Juli.

Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Pan Gongsheng mengatakan pada forum keuangan minggu lalu bahwa suku bunga pinjaman akan turun sebesar 20 hingga 25 basis poin pada tanggal 21 Oktober.

PBOC mengumumkan pemotongan rasio persyaratan cadangan bank sebesar 50 basis poin dan suku bunga repo terbalik tujuh hari acuan sebesar 20 basis poin pada tanggal 24 September, memulai stimulus paling agresif sejak pandemi yang mencakup langkah-langkah untuk mendukung sektor properti yang sedang terpuruk dan meningkatkan konsumsi.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, terlihat bahwa tren pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS masih dalam penguatan.

Terdekat, rupiah potensi menguji support Rp15.435/US$ yang merupakan level sebelum gap up yang terjadi pada 4 Oktober 2024. Sementara itu resistance yang patut diwaspadai jika ada pembalikan arah melemah di Rp15.510/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 100 jam atau Moving Average/MA 100.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH 


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Dolar AS ke Bawah Rp15.000 di Akhir Tahun? Ini Syaratnya

Next Article Prospek Rupiah Hari Ini : Digoyang Reshuffle - Prospek Suku Bunga!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|