Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq yang baru dilantik, telah menerima penyerahan jabatan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Hanif pun sudah menyiapkan sejumlah program kerja, salah satunya terkait dengan perdagangan karbon.
Ia mengatakan pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) yang masih sepi. Menurut Hanif, potensi bursa karbon RI cukup besar.
"Kita sedang evaluasi, kita tidak mau juga perdagangan karbon ini stagnan ya. Dengan saya lihat di bursa karbon ini nilainya terlalu kecil, sementara potensinya cukup besar," ujar Hanif selepas serah terima jabatan di Gedung Kementerian KLHK, Selasa (22/10/2024).
Ia mengatakan langkah-langkah strategis akan diambil pemerintah untuk menyelenggarakan nilai ekonomi karbon.
Beberapa kebijakan itu di antaranya, mengutamakan skema karbon offset.
Kemudian, mendorong unit perdagangan. Hanif juga menyebut kemungkinan menempuh perpajakan karbon. Berikutnya, membuat ketentuan batas atas Nationally Determined Contributions (NDC).
"Jadi ini langkah-langkah strategis harus segera kita bangun. Kita tidak mau ini terlalu berlena-lena," imbuh Hanif.
Ia mengatakan pihaknya dengan pihak Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bakal menggenjot dari sisi pembangunannya dengan maksimal. Itu guna menjaga kualitas karbon.
Untuk diketahui, IDX Carbon mencatatkan kenaikan jumlah Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang diperdagangkan dari 459.953 ton CO2e menjadi sebesar 613.894 ton CO2e, tepat pada setahun bursa itu beroperasi. Tepatnya, IDX Carbon diresmikan Presiden Joko Widodo pada 26 September 2023 lalu.
Nilai transaksi tercatat meningkat dari Rp29,21 miliar menjadi Rp37,06 miliar. Dari jumlah volume transaksi tersebut, sebanyak total 420.029 ton CO2e telah digunakan (dilakukan retirement).
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Bursa Karbon OJK Lufaldy Ernanda mengatakan bahwa jumlah perdagangan karbon di IDX Carbon masih jauh dari ekspektasi dan potensi kredit karbon di Indonesia yang mencapai Rp3.000 triliun.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Usai Pelantikan, Saham Ini Diprediksi Pesta Pora
Next Article Kemenkeu Ungkap Biang Kerok Nilai Transaksi Bursa Karbon Masih Rendah