Opsi Kontrak BTC dan ETH Segera Berakhir, Kripto Melemah

2 months ago 30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto bergerak variatif hari ini (23/10/2024) dengan tendensi melemah menjelang momen momen kontrak opsi bitcoin (BTC) dan ether (ETH) bulanan akan berakhir pada Jumat pekan ini.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (23/10/2024) pukul 06:27 WIB, pasar kripto cenderung variatif. Bitcoin naik tipis 0,06% ke US$67.540,08 dan secara mingguan berada di zona positif 1,23%.

Ethereum terdepresiasi 1,62% dalam 24 jam terakhir sementara dalam sepekan menguat 1,25%.

BNB tergelincir 1,01% secara harian sedangkan dalam sepekan naik 0,24%.

Begitu pula dengan XRP tergelincir 2,06% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir terdepresiasi 0,99%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,26% ke angka 2.479,81. Open interest terdepresiasi 1,01% di angka US$72,68 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 57 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase neutral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dikutip dari coindesk.com, Bitcoin mengalami gagal melewati level US$70.000 meskipun telah terpantau derasnya aliran dana yang masuk ke ETF Bitcoin Spot sejak 11 Oktober 2024.

Hal menarik yang perlu diperhatikan adalah per pukul 07:11 WIB, aliran dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF Bitcoin Spot) pada 22 Oktober 2024 tercatat justru mengalami outflow sebesar US$134,7 juta.

Hal ini terjadi bersamaan dengan momen kontrak opsi bitcoin (BTC) dan ether (ETH) bulanan akan berakhir pada Jumat pekan ini.

Kontrak opsi BTC senilai US$4,2 miliar dan ETH senilai US$1 miliar akan berakhir di Deribit pada pukul 08:00 UTC. Sebuah opsi memberikan hak kepada pemegangnya, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual aset yang mendasari pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Menurut data Deribit, perlu dicatat bahwa opsi BTC senilai lebih dari US$682 juta, yang setara dengan 16,3% dari total US$4,2 miliar, diperkirakan akan berakhir "in-the-money" (ITM), sebagian besar merupakan opsi call. Opsi call dengan harga strike di bawah harga pasar saat ini dianggap ITM, sedangkan opsi put ITM adalah yang memiliki harga strike di atas harga spot.

Dinamika ini bisa menyebabkan volatilitas pasar karena pemegang opsi ITM yang menguntungkan cenderung ingin menutup posisi mereka atau mengalihkan posisi menjelang masa kedaluwarsa. Distribusi open interest pada kedaluwarsa kuartalan terakhir yang berakhir pada akhir September menunjukkan pola yang mirip.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)

Saksikan video di bawah ini:

Buka-bukaan Mirza Soal Kondisi Asuransi & Kesiapan OJK Awasi Kripto Cs

Next Article Produk Gabungan ETF BTC & ETH Bikin Geger, Pasar Kripto Pesta Pora

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|