Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS) kompak dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini. Kini pasar saham AS kembali agresif jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Amerika Serikat (AS) dan keputusan kebijakan suku bunga AS oleh The Federal Reserve.
Pada awal perdagangan Jumat (25/10/2024), Dow Jones dibuka menguat 0,24% di level 42.477,51 begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih tinggi 0,42% di level 5.834, diikuti dengan Nasdaq yang bergerak naik 0,53% di level 18.512,58.
Investor global mulai kembali berinvestasi di pasar ekuitas AS dan bertaruh pada peningkatan volatilitas menjelang dua minggu penting saat Amerika Serikat dan Jepang memilih pemimpin, tiga bank sentral utama memutuskan suku bunga, dan pemerintah Inggris yang baru menyampaikan anggarannya.
Pasar saham AS kembali menguat sebagai respons terhadap ekonomi AS yang kuat dan potensi kemenangan mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan umum 5 November.
Sementara itu, pengukur yang berasal dari kontrak keuangan yang disebut opsi, yang digunakan untuk melindungi dari fluktuasi pasar, menunjukkan investor mengantisipasi lonjakan volatilitas mata uang dan obligasi selama bulan depan.
Trump bersaing ketat dengan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dalam jajak pendapat. Namun, investor mengambil isyarat dari pasar taruhan, di mana peluang telah bergeser menguntungkan Trump.
Di sisi lain, data pekerjaan AS pada tanggal 1 November untuk bulan Oktober bisa menjadi titik kritis, yang akan memengaruhi keputusan suku bunga The Fed enam hari kemudian, di mana para pelaku pasar sekarang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, setelah sebelumnya melihat peluang kuat penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin kedua.
Hal ini akan menguntungkan pasar keuangan AS termasuk pasar ekuitas seperti saham.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BNI Catatkan Laba Rp16,3 Triliun Hingga September 2024
Next Article S&P 500 dan Nasdaq Kompak Cetak Rekor Baru, Dow Jones Justru Loyo