Potret Terbaru Korsel 'Chaos' karena Darurat Militer

1 month ago 19

CNBC Indonesia News Foto News

FOTO Internasional

Reuters, AP Photo, CNBC Indonesia

13 December 2024 04:30

Para pengunjuk rasa dihentikan oleh polisi saat mereka berunjuk rasa menuju Kantor Kepresidenan, menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dicabut beberapa jam kemudian, di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Unjuk rasa terus berlanjut di Korea Selatan pada Kamis menentang Presiden Yoon Suk Yeol, setelah ia sebelumnya membela deklarasi darurat militernya yang berlangsung singkat minggu lalu. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Para pengunjuk rasa dihentikan oleh polisi saat mereka berunjuk rasa menuju Kantor Kepresidenan, menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dicabut beberapa jam kemudian, di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan di televisi bahwa ia akan "berjuang sampai akhir" karena partainya sendiri hampir sepakat dengan oposisi untuk memakzulkannya terkait perintah darurat militer yang menyebabkan kekacauan di sekutu AS tersebut. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Para pengunjuk rasa dihentikan oleh polisi saat mereka berunjuk rasa menuju Kantor Kepresidenan, menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dicabut beberapa jam kemudian, di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Ia menuduh Korea Utara meretas komisi pemilihan umum Korea Selatan, memicu keraguan atas kekalahan telak partainya dalam pemilu April. Pernyataan Yoon semakin memicu kemarahan para pengunjuk rasa yang mendesaknya mundur. Penyelenggara melaporkan sekitar 60.000 orang menghadiri unjuk rasa pada Kamis di dekat parlemen. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Para pengunjuk rasa dihentikan oleh polisi saat mereka berunjuk rasa menuju Kantor Kepresidenan, menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dicabut beberapa jam kemudian, di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Para pengunjuk rasa membawa boneka karikatur Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang digambarkan dipenjara dengan tanda bertuliskan "Pemimpin pemberontakan" saat mereka berbaris menuju kantor presiden setelah unjuk rasa menuntut pemakzulannya. Sehari sebelumnya, unjuk rasa besar juga digelar di pusat kota Seoul, namun polisi menghentikan massa yang mencoba menuju kediaman presiden. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Para pengunjuk rasa dihentikan oleh polisi saat mereka berunjuk rasa menuju Kantor Kepresidenan, menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dicabut beberapa jam kemudian, di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Yoon menghadapi pemungutan suara pemakzulan kedua di parlemen yang dijadwalkan pada Sabtu nanti, setelah pemungutan suara pertama gagal minggu lalu karena sebagian besar anggota partai berkuasa memboikotnya. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Para pengunjuk rasa dihentikan oleh polisi saat mereka berunjuk rasa menuju Kantor Kepresidenan, menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengumumkan darurat militer, yang dicabut beberapa jam kemudian, di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Setidaknya tujuh anggota partai diperkirakan akan mendukung mosi pemakzulan baru. Dibutuhkan minimal delapan suara dari PPP untuk mencapai mayoritas dua pertiga yang diperlukan untuk memakzulkan Yoon. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)


Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|