Jakarta, CNBC Indonesia - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka ini sudah resmi bertugas memimpin Indonesia sebagai Presiden dan Wakil Presiden selama periode 2024–2029. Sebagai pejabat publik, Prabowo dan Gibran memiliki kewajiban untuk melaporkan kekayaan mereka.
Sebelum aktif berpolitik, Prabowo sempat menjadi perwakilan kelompok bisnis adiknya, Tirtamas/Comexindo. Merujuk paparan George Aditjondro dalam Korupsi Kepresidenan (2006), saat di Aman, Yordania, dari sana juga dia berupaya mempersiapkan bisnis tambang, pengolahan kertas, dan penggalian sumber-sumber energi.
Barulah pada 2001, Prabowo dan rekannya, mendirikan Nusantara Energi. Perusahaan inilah yang kemudian menjadi mesin pendulang kekayaan bagi Prabowo. Awalnya bisnisnya bergerak di industri kertas bernama PT Kiani Kertas, yang berada di Berau, Kalimantan Timur.
PT Kiani Kertas ini awalnya dimiliki oleh 'Raja Hutan' Bob Hasan. Namun, pada tahun 1990-an, perusahaan ini diambil alih negara karena dianggap tidak sehat. Selanjutnya Prabowo ingin membangkitkan perusahaan kertas tersebut.
Dia membeli Kiani Kertas senilai Rp 1,8 triliun dan mengubahnya menjadi PT Kertas Nusantara. Pengambilalihan ini kemudian membuat hubungannya dengan senior di TNI, Luhut Binsar Panjaitan, kembali mencair.
Sebagaimana dipaparkan Hendra Budiman dalam Para Pembisik Jokowi (2015), di Kiani Kertas Prabowo menjabat sebagai Presiden Direktur dan Luhut Binsar Panjaitan menduduki kursi komisaris utama. Sayang, hubungan positif dua jenderal TNI itu tidak berlangsung lama.
Kondisi perusahaan yang tak kunjung membaik membuat hubungan keduanya kembali merenggang. Di tangan Prabowo, Kiani Kertas tetap dianggap perusahaan yang tak sehat dan tidak begitu sukses.
Setelah bermain di industri kertas, Prabowo beralih ke sektor bisnis lain. Tercatat, mantan Pangkostrad ini sempat bermain di bisnis minyak kelapa sawit melalui PT Tidar Kerinci Agung, bidang perikanan lewat PT Jaladri Nusantara dan sektor migas lewat PT Nusantara Energy.
Seluruh bisnis itu berada di bawah naungan Nusantara Group yang ternyata membawahi 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Selama menjalani bisnis Prabowo tidak sendirian. Dia menaruh kepercayaan besar kepada rekan politik dan keluarganya. Inilah yang menjadi kunci bisnis Prabowo.
Menurut LHKPN per 31 Desember 2023, Prabowo memiliki harta Rp2,04 triliun dan tanpa utang.
Terbanyak harta Prabowo berada pada tanah dan bangunan dengan nilai Rp275,3 miliar. Ini tersebar di wilayah Jakarta dan Bogor dengan luas dan nilai yang berbeda.
Prabowo juga memiliki sederet alat transportasi Rp1,2 miliar, meliputi Toyota Alphard dan Lexus Jeep tahun 1992 seharga Rp400 juta serta 6 mobil lainnya.
Menteri Pertahanan itu tersebut juga memiliki harta bergerak lainnya Rp16,4 miliar, surat berharga Rp1,7 triliun dan kas Rp47,8 miliar.
Sementara itu, putra sulung Joko Widodo sebelumnya merupakan Wali Kota Surakarta. Berdasarkan laman Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gibran Rakabuming Raka memiliki total kekayaan sebesar Rp 26,03 miliar, per 31 Januari 2023.
Besaran harta itu terdiri dari tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 17,33 miliar. Itu meliputi 7 kepemilikan yang terdiri dari tanah dan tanah dan bangunan, yang tersebar di Surakarta (5) dan di Sragen (2). Semuanya tercatat sebagai hasil sendiri.
Kemudian, Gibran tercatat memiliki alat transportasi dan mesin dengan total nilai Rp 332 juta. Itu terdiri dari motor Honda Scoopy tahun 2015, motor Honda CB-125 tahun 1974, motor Royal Enfield tahun 2017, mobil Toyota Avanza tahun 2016, mobil Toyota Avanza tahun 2012, mobil Isuzu Panther tahun 2012, dan mobil Daihatsu Gran Max tahun 2015. Semuanya tercatat sebagai hasil sendiri.
Di samping itu, Gibran juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp 260 juta.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kepada Menteri di Kabinet "Gemoy" Prabowo, Ini Harapan Investor
Next Article Kubu Prabowo Minta Investor Tenang, Utang RI Aman!