Jakarta, CNBC Indonesia - Impor kedelai nasional tahun 2025 diprediksi mencapai 2,6 juta metrik ton, naik 2% dari proyeksi semula yang sekitar 2,55 juta ton. Demikian proyeksi terbaru Departemen Pertanian AS (USDA) dalam laporan edisi 6 Desember 2024.
Konsumsi kedelai nasional diprediksi naik jadi 2,75 juta metrik ton di tahun 2025 nanti. Naik dari proyeksi semula USDA yang sebesar 2,7 juta metrik ton. Angka ini naik 5% dari estimasi konsumsi kedelai di tahun 2024.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka disebut jadi salah satu pemicu naiknya konsumsi kedelai di Indonesia. Rencananya, program MBG ini bakal mulai dilaksanakan tahun 2025 nanti.
"Utamanya kedelai digunakan untuk memproduksi tempe dan tahu, yang juga merupakan makanan pokok di Indonesia," tulis USDA dalam laporan tersebut, dikutip Rabu (11/12/2024).
"Dengan rencana masuknya tahu dan tempe dalam Program Makan Bergizi Gratis tahun 2025, dapat meningkatkan penggunaan kedelai di sektor pangan," sebut USDA.
Hanya saja, USDA menyoroti, belum ada kejelasan mengenai mekanisme serta jenis menu berbasis kedelai yang akan dijadikan sebagai bagian dari pangan MBG di tahun 2025 nanti. Sehingga, USDA menambahkan, efek Program Makan Bergizi Gratis belum akan terlihat atau menjadi signfikan terhadap konsumsi kedelai nasional tahun 2025.
USDA memproyeksikan, impor kedelai Indonesia direvisi menjadi 2,6 juta metrik ton, naik 2% dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,55 juta ton.
"Amerika Serikat merupakan pemasok sebagian besar kebutuhan kedela Indonesia dengan porsi mencapai 88% di tahun ini. Diikuti kedelai impor asal Kanada dengan pangsa pasar sekitar 10%," tulis USDA.
Sementara itu, data BPS menunjukkan, sepanjang Januari-September 2024, Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 2,16 juta ton. Atau senilai US$1,15 miliar atau setara 17,98 triliun.
Indonesia mengimpor kedelai terutama dari Amerika Serikat (AS) dengan porsi mencapai 1,93 juta ton, senilai US$1,03 miliar.
Kemudian 0,21 juta ton dari Kanada, senilai US$110,98 juta. Dan dari Malaysia sebanyak 0,01 juta ton, senilai US$2,69 juta ton.
Secara total, nilai impor ketiga komoditas itu mencapai 82,99 triliun. Menggunakan kurs Rp15.635 per dolar AS (kurs pada penutupan perdagangan Jumat 25 Oktober 2024).
Neraca Pangan Nasional
Sementara itu, mengutip paparan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional yang ditayangkan Youtube Kemendagri, Senin (14/1/2024) lalu, impor kedelai tahun 2024 diproyeksikan mencapai 2,5 juta metrik ton.
Poyeksi Neraca Pangan Nasional tahun 2024 per 25 September 2024 oleh Bapanas menunjukkan, realisasi impor kedelai pada periode Januari-Agustus 2024 mencapai 1,888 metrik juta ton. Dan diprediksi ada sisa rencana impor kedelai untuk periode September-Desember 2024 sebanyak 612.265 metrik ton.
Secara total, kebutuhan tahun 2024 diestimasi sebanyak 2,65 juta metrik ton, dengan taksasi produksi dalam negeri sebanyak 167.886 metrik ton dan stok sisa akhir tahun 2023 sebanyak 185.343 metrik ton.
Rata-rata kebutuhan harian kedelai nasional tahun 2024 diproyeksikan sebesar 7.267 metrik ton atau rata-rata 221.263 metrik ton per bulan.
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menangkap Peluang di Tengah Pelemahan Ekonomi
Next Article Amran Sulaiman Jadi Calon Mentan Prabowo, Guru Besar IPB Buka Suara