Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah hasil rilis data ekonomi AS menunjukkan terjadi inflasi yang lebih tinggi dibandingkan periode September 2024.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ambruk 0,51% pukul 09:12 WIB di angka Rp15.850/US$ pada hari ini, Kamis (14/11/2024). Posisi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan kemarin (13/11/2024) yang menguat tipis 0,03%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) tampak naik 0,13% di angka 106,62. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di angka 106,48.
Pergerakan rupiah hari ini tampaknya akan dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal khususnya setelah AS merilis data IHK yang mengalami kenaikan.
Kemarin malam, inflasi AS kembali terjadi dan lebih tinggi dibandingkan periode September 2024 yakni mencapai 2,6% secara tahunan (yoy) dari 2,4% di bulan sebelumnya. Kenaikan ini adalah yang pertama dalam tujuh bulan terakhir karena sejak Maret-September 2024, inflasi terus melandai.
Sementara inflasi inti mencapai 3,3% (yoy) pada Oktober atau sama dengan bulan sebelumnya dan secara bulanan, inflasi umum mencapai 0,2% pada Oktober 2024 atau sama dengan September. Demikian juga dengan inflasi inti bulanan.
Kondisi ini diperparah oleh hasil pemilu AS yang dimenangkan oleh Donald Trump. Kebijakan perdagangan proteksionis dan tarif tinggi yang diusung Trump dipandang akan memicu tekanan inflasi lebih tinggi karena meningkatnya biaya impor.
Bagi Indonesia, kenaikan inflasi ini menjadi alarm bahaya. Jika inflasi AS terus menanjak naik maka peluang bank sentral AS (The Fed) memangkas suku bunga secara agresif akan musnah. Kondisi ini bisa memicu capital outflow serta mengurangi ruang bagi Bank Indonesia untuk memangkas BI rate.
Apabila The Fed memilih menahan suku bunganya atau bahkan kembali bersikap hawkish, dolar AS kemungkinan akan semakin menguat. Hal ini berpotensi mengancam stabilitas rupiah dan arus modal di Indonesia, mengingat investor cenderung memindahkan dana mereka ke aset berdenominasi dolar yang dianggap lebih aman.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Trump Menang & Keputusan The Fed, Bikin Rupiah Kuat Atau Amblas?
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya